KEGIATAN 1
MENGIDENTIFIKASI STRUKTUR DASAR BISNIS RITEL
A.
Pengertian Usaha Eceran / Ritel
Kata ritel berasal dari bahasa perancis ,
‘retailer’ ,yang berarti memotong atau memecah sesuatu. Menurut kamus besar
bahasa Indonesia , eceran berarti secara satu-satu ; sedikit-sedikit (tentang
penjualan atau pembelian barang ); ketengan. Usaha eceran/ritel adalah semua
kegiatan yang terlibat dalam penjualan atau pembelian barang, jasa ataupun
keduanya secara sedikit-sedikit atau satu-satu langsung kepada konsumen akhir
untuk keperluan konsumsi pribadi , keluarga, ataupun rumah tangga dan bukan
untuk keperluan bisnis (dijual kembali).
Usaha eceran/ritel tidak hanya terbatas pada
penjualan barang,seperti sabun, minuman, ataupun deterjen, tetapi juga layanan
jasa sepeti jasa potong rambut, ataupun penyewaan mobil. Usaha eceran/ritel
mpun tidak harus selalu di lakukan di ntoko, tapi juga bias dilakukun melalui
telepon atau internet, disebut juga dengan eceran/ritel non-toko.
Secara garis besar , usaha ritel yang berfokis
pada penjualam barang sehari-hari terbagi dua, yaitu usaha ritel tradisional
dan usaha ritel modern. Ciri-ciri usaha ritel tradisional adalah sederhana,
tempatnya tidak terlalu luas, barang yang dijual tidak terlalu banyak jenisnya,
system pengelolaan/manajemennya masih sederhana, tidak menawarkan kenyamanan
berbelanja dan masih ada proses tawar –menawar harga dengan pedagang, serta produk yang dijual tiodak dipajang secara terbuka sehingga
pelanggan tidak mengetahui apakah peritel memiliki barang yang dicari atau
tidak.
Sedangkan usaha ritel modern adalah
sebaliknya, menawarkan tempat yang luas, barang yang dijual banyak jenisnya,
system manajemen terkelola dengan baik, menawarkan kenyamanan berbelanja, harga
jual sudah tetap (fixed price) sehingga tidak ada proses tawar-menawar dan
adanya system swalayan/pelayanan mandiri, serta pemanjangan produk pada rak
terbuka sehingga pelanggan bias melihat, memilih, bahkan mencoba produk
terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membeli.
B.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Ritel
Ada tiga factor yang dapat mendorang usaha
ritel untuk berhasil, antara lain sebagai berikut.
1. Lokasi Usaha
Faktor utama yang harus diperhatikan dalam
memulai ataupun mengembangkan usaha ritel adalah factor lokasi. Panduan dalam
pemilihan lokasi usaha ritel yang baik menurut guswai (2009) adalah sebagai
berikut.
a.Terlihat (visible)
lokasi usaha ritel yang baik adalah harus
terlihat oleh banyak orang yang lalu lalang di lokasi tersebut.
b. Lalu lintas yang padat (heavy traffic)
semakin banyak lokasi usaha ritel dilalui
orang, maka semakin banyak yang tahu mengenai usaha ritel tersebut.
c. arah pulang ke rumah (direction to home)
pada umumnya, pelanggan berbelanja di suatu
toko ritel pada saat pulang ke rumah. Sangat jarang orang berbelanja pada saat
akan berangkat kerja.
d. fasilitas umum (public facilities)
lokasi pada usaha ritel yang baik adalah
dekat dengan fasilitas umum seperti terminal angkutan umum, pasar, ataupun
stasiun kereta. Fasilitas umum tersebut bias menjadi pendorong bagi sumber lalu
lalang calon pembeli/pelanggan untuk kemudian belanja di toko ritel. Hal ini
disebut dengan impulsive buying atau pembeli yang tidak direncanakan.
e.
biaya akusisi (acquisition cost)
biaya merupakan hal yang harus
dipertimbangkan dalam berbagai jenis usaha. Peritel harus memutuskan apakah
akan membeli suatu lahan atau menyewa suatu lokasi tertentu. Peritel hendaknya
melakukan study kelayakan dari sisi keuangan untuk memutuskan suatu lokasi
usaha ritel tetentu.
f. peraturan / perizinan (regulation)
dalam menentukan suatu lokasi usaha ritel
harus juga mempertimbangkan peraturan yang berlaku. Hendaknya peritel tidak
menempatkan usahanya pada lokasi yang memang tidak diperuntukkan untuk usaha,
sepeti taman kota dan bantaran sungai.
g. akses ( acces)
akses merupakan jalan masuk dan keluar menuju
lokasi. Akses yang baik haruslah
memudahkan calon pembeli/pelanggan untuk sampai ke suatu usaha ritel.
Jenis-jenis hambatan akses biasanya berupa perubahan arus lalu lintas atau
halangan langsung ke lokasi toko, seperti pembatas jalan.
h.Infrastuktur (infrastructure)
infrastuktur yang dapat menunjang keberadaan
suatu usaha ritel, antara lain lahan parkir yang memadai, toilet, dan lampu
penerangan. Hal tersebut dapat menunjang kenyamanan pelanggan dalam mengujungi
suatu toko ritel.
i.Potensi pasar yang tersedia ( captive market)
pelanggan biasanya akan memilih lokasi
belanja yang dekat dengan kediamannya. Menetapkan lokasi usaha ritel yang dekat
dengan pelanggan akan meringankan usaha peritel dalam mencari pelanggan.
j.Legalitas (legality)
untuk memutuskan apakah akan membeli atau
menyewa sebuah lokasi untuk menempatkan usaha, peritel harus memastikan bahwa
lokasi tersebut tidak sedang memiliki masalah hukum (sengketa). Segala
perjanjian jual beli maupun sewa menyewa hendaknya dilakukan dihadapan
notaries. Pihak notaries akan memeriksa kelengkapan dokumen sebelum melakukan
pengesahan jual beli ataupun sewa menyewa.
Kesalahan dalam menentukan lokasi usaha ritel
dapat memiliki dampak jangka panjang. Peritel harus mempertimbangkan biaya yang
sudah dikeluarkan ketika menjalankan usaha ritel seperti pemasangan listrik,
jaringan system computer, dan dekorasi bangunan. Memindahkan bisnis ke lokasi
yang baru yang dinilai akan lebih menguntungkan juga bukan hal yang mudah
karena harus mempertimbangkan berbagai hal, seperti luas ruangan yang
dibutuhkan, dekorasi ruangan, perizinan, dan lain sebagainya.
2. Harga Yang Tepat
Usaha ritel biasanya menjual produk – produk
yang biasa dibeli/dikonsumsi pelangga sehari-hari. Oleh karena itu, pelanggan
bisa mengontrol harag dengan baik. Jika suatu toko menjual produk dengan harga
tinggi, maka pelanggan akan pindah ke
toko lain yang menawarkan harga yang lebih rendah, sehingga toko menjadi sepi
pelanggan. Sebaliknya penetapan harga yang terlalu murah mengakibatkan minimnya
keuntungan yang akan di peroleh, sehingga peritel belum tentu mampu menutup
biaya – biaya yang timbul dalam menjalankan usahanya.
3. Suasana Toko
Suasana toko yang sesuai bisa mendorong
pelanggan untuk dating dan berlama-lama di dalam toko, seperti memasang alunan
musik ataupun mengatur tata cara toko. Ada dua hal yang perlu diperhatikan
untuk menciptakan suasana toko yang menyenangkan, yaitu eksterior toko dan
interior toko.
a. Eksterior toko, meliputi keseluruhan bangunan fisik yang bisa dilihat dari bentuk
bangunan, pintu masuk, tangga, dinding, jendela dan sebagainya. Eksterior toko
berperan dalam mengomunikasikan informasi tentang apa yang ada di dalam gedung,
serta dapat membentuk citra terhadap keseluruhan tampilan toko.
b. Interior toko, meliputi ekstetika
toko, desain ruangan, dan tata letak toko, seperti penempatan barang, kasir,
serta perlengkapan lainnya.
Jika pelanggan menangkap eksterior toko dengan baik, maka ia akan termotivasi
untuk memasuki toko. Ketika pelanggan
sudah memasuki toko, ia akan memperhatikan interior toko dengan cermat. Jika
pelanggan memiliki persepsi/anggapan yang baik tentang suatu toko, maka ia akan
senang dan betah lama-lama di depan toko.
Selain eksterior dan interior toko, factor
penting lainnya yang memengaruhi keberhasilan toko adalah pramuniaga.
Pramuniaga menentukan puas tidaknya pelanggan setelah berkunjung sehingga
terjadi transaksi jual beli di toko tersebut. Pramuniaga yang berkualitas
sangat menunjang kemajuan toko. Pramuniaga sebaiknya mampu menarik simpati
pelanggan dengan segala keramahannya, tegur sapanya, informasi yang diberikan,
cara bicara, dan suasana yang bersahabat.
C.
Peran dan Fungsi Usaha Ritel
1. Peran Usaha Ritel
Produsen menjual produknya kepada grosir atau
pedagang partai besar (wholesaler). Kemudian grosir menjualnya kepada pedagang
eceran/ritel (pengecer/peritel). Pengecer/peritel adalah orang-orang atau toko
yang kegiatan utamanya mengecerkan barang. Mereka menjual barang kepada
konsumen akhir. Pemasaran ritel ini sangat penting artinya bagi produsen karena
melalui usaha ritel, produsen dapat memperoleh informasi berharga mengenaiproduknya.produsen
dapat mewancarai peritel mengenai
pendapat konsumen mengenai bentuk ,rasa ,daya tahan ,harga dan segala sesuatu
mengenai produknya .selain itu juga dapat diketahui mengenai kondisi perusahaan
pesaing .produsen dan paritel dapat menjalin kerja sama yang saling
menguntungkan .produsen dapat memasang iklan,mengadakan undian ,atau member
hadiah kepada konsumen melaalui toko-toko peritel .kadang kala ada produden
yang langsung memberikan bonus kepada paritel.
Usaha ritel memberikan kebutuhan ekonomis
bagi pelanggan melalui lima cara ,antara lain:
a. memberikan suplai/pasokan barang dan jasa pada saat dan ketika dibutuhkan
konsumen /pelanggan dengan sedikit atau tanpa penundaan.usaha ritel biasanya
berlokasi di dekat rumah pelanggan bisa dgn segera mendapatkan suatu produk
tanpa perlu menunggu lama.
b. Memudahkan konsumen /pelanggan dalam memilih atau membandingkan bentuk,kualitas,dan
barang serta jasa yang ditawarkan .pelanggan mungkin hanya ingin lebih dari
sekedar mendapatkan barang yang di inginkan pada tempat yang nyaman .mereka
hamper selalu ingin belanja di mana bisa mendapatkan kemudahan memilih
,membandingkan kualitas ,bentuk dan harga dari produk yang di inginkanya .dalam
menarik dan memuaskan pelanggan ,para paritel biasanya akan berusaha mnciptakan
suasana belanja yang nyaman .
c. Menjaga harga jual tetap rendah agar mampu bersaing dalam memuaskan
pelanggan.
d. Membantu meningkatkan standar hidup masyarakat .produk yang di jual
dalam usaha ritel,tergantung kepada apa yang di beli dan di konsumsi oleh
masyarakat.upaya promosiyang di lakukan,tidak hanya memberikan informasi kepada
masyarakat mengenai beragam produk barang dan jasa ,tetapi juga dapat meningkatkan
keinginan pelanggan untuk membeli .hasil ahirnya adalah penigkatan standar
hidup dan penjualan produk.
e. Adanya usaha ritel juga memungkinkan dilakukanya produksi besar-besaran
(produksi masal )produksi missal tidak akn dapat di lakukan tanpa system
mengecer yang efektif dalam mendistribusikan produk yang di buat secara missal
bagi pelanggan .
Peran ritel dalam kegiatan perekonomian secara
kesuluruhan ,yaitu sebagai pihak akhir(final link)dalam suatu rantai produk ,yang
di mulai dari penglahan bahan baku ,sanpai dengan distribusi barang(dan jasa)
ke konsumen akhir.
2. FUNGSI USAHA RITEL
Funsi usaha ritel dalam memberikan beberapa pelayanan kepada pelanggan
antara lain:
a. Melakukan kegiatan usahanya di lokasi yang nyaman dan mudh di akses
pelanggan,seperti di sekitar rumah-rumah penduduk,
b. Memberikan brragam produk sehingga memungkinkan pelanggan bisa memilih
produk yang di inginkan
c. Membagi jumlah produk yang besar sehingga dapat di kual dalam kemasan
/ukuran yang kecil,
d. Mengubah produk menjadi menjadi bentuk yang lebih menarik.adakalanya
untuk menigkatkan penjualan ,peritel menggunakan strategi promosi beli 1 gratis
1.dalam hal ini,produk di kemas secara menarik sehingga pelanggan tertarik
untuk membeli ‘
e. Menyimpan produk agar tetap tersedia pada harga yang relative tetap’
f. Membantu terjadinyaperubahan (perpindahan )kepemilikan barang ,dari
produsen ke konsumen,
g. Mengakibatkan perpindahan barang melalui system distribusi
h. Memberikan informasi ,tidak hanya ke pelanggan ,tapi juga ke pemasok
i.
Memberikan jaminan prduk ,layanan purna jual
dan turut menangani keluhan pelanggan ,
j.
Memberikan fasilitas kredit dan sewa
.contohnya ,jasa penyewaan mobil yang kegiatan usahanya menyewakan mobil ,atau
toko computer yang menyediakan fasilitas pembelian computer jinjing (laptop)
secara kredit.
D.
Kelebihan Dan Kekurangan Usaha Ritel
Usaha ritel memiliki kelebihan dan kekurangan
dalam kegiatanya.kelebihan dan kekurangan usaha ritel,antara lain sebagai
berikut ,antara lain sebagai berikut .
1.kelebihan usaha ritel
Kelebihan usaha ritel ,antara lain:
a.modal yang di perlukan cukup kecil ,namun
keuntungan yang di peroleh cukup
besar.
b.umumya lokasi usaha ritel strategis .mereka
mendekatkan tempat usahanya dengan tempat berkumpul konsumen ,seperti di dekat
pemukiman penduduk ,terminal bis ,atau kantor-kantor.
c.hubungan antara peritel dengan pelanggan
cukup dekat ,karena adanya komunikasi
dua arah antara pelanggan dengan peritel.
2.kekurangan usaha ritel
Kekurangan usaha ritel ,antara lain :
a.keahlian dalam mengelola toko ritel
berskala kecil kurang di perhatikan oleh peritel.usaha ritel berskala kecil
terkadang di anggap hanyalah sebagai pendapatan tambahan sebagai pengisi waktu
luang,sehingga peritel kurang memperhatikan aspek pengelolaan usahanya.
b.adminitrasi (pembukaan)kurang atau bahkan
tidak di perhatikan oleh paritel ,sehingga terkadang uang/modalnya habis tidak
terlacak .
c.promosi usaha tidak dapat di lakukan dengan
maksimal ,sehingga ada usaha ritel yang tidak di ketahui oleh calon pembeli
/pelanggan.
E.
Analisis Kebijakan Pemerintah
Banyaknya paritel asing dari luar negri,seperti lotte mart,Carrefour,dan
giant bisa membuat para
peritel local kesulitan untuk bersaing .untuk melindungi pengusaha local/dalam
negri ,pemerintah telah memberlakukan beberapa peraturan ,di antaranya dengan
mengeluarkn peraturan presiden no. 112 tahun 2007 ,mengenai penataan dan
pembinaan pasar tradisional (toko,kios
dan los) dan toko modern .batasan luas lantai penjualan toko modern adalah sebagai
berikut
a. Minimarket,kurang dari 400 m2
b. Supermarket ,400 m s.d 5000 m2
c. Hypermarket,di atas 5000 m2
d. Department store,di atas 400 m2
e. Perkulakan ,di atas 5000 m2
Lokasi toko modern harus mengacu pada rencana
tata ruang wilayah kota/kabupaten dan rencana detail tata ruang kabupaten /kota
termasuk peraturan zonasinya. Pendirian toko modern juga wajib memperhatikan
jarak lokasi usahanya dengan pasar tradisional yang telah ada sebelumnya
peraturan yang mengatur mengenai jarak antara toko modern demgan pasar
tradisional di atur dalam peraturan daerah .misalnya untuk wilayah DKI Jakarta
,hal ini di atur dalam pasal 10 peraturan daerah provinsi DKI Jakarta nomor 2
tahun 2002,tentang
Perpasaran swasta .dalam pasal ini di tentukan mengenai jarak
sarana/tempat usaha sebagai berikut:
a. Usaha perpasaran swasta yang luas lantainya 100 m2 s.d 200 m2 harus
berjarak radius 0,5 km dari pasar linkungan dan terletak di sisi jalan
lingkungan /kolektor/arteri;
b. Usaha perpasaran swasta yang luas lantainya di atas 200 m2 s.d 1000 m2 harus berjarak radius 1,0 km dari
pasar linkungan dan terletak di sisi
jalan kolekter /arteri.
c. Usaha perpasaran swasta yang luas lantainya di atas 1000 m2 s.d 2000 m2
harus berjarak radius 1,5 km dari pasar
lingkungan dan terletak di sisi jalan kolekter /arteri;
d. Usaha perpasaran swasta yang luas lantainya di atas 2000 m2 s.d
4000 m2 harus berjarak radius 2,5 km dari pasar lingkungan dan harus
terletak di sisi jalan kolektor /arteri;
e. Usaha perpasaran swasta yang luas lantainya di atas 4000 m2 harus berjarak radius 2,5 km dari pasar
lingkungan dan harus teletak di sisi jalan kolekter /arteri.
Selain melalui peraturan presiden ,komisi
pengawas persaingan usaha (kppu) juga turut mengawasi persaingan yang terjadi antara peritel
besar/modern dengan peritel kecil/pasar
tradisional.
KEGIATAN 2
MEMBEDAKAN KLASIFIKASI DAN DIFERENSIASI
BISNIS RITEL
A.
KLASIFIKASI USAHA RITEL
Usaha ritel dapat di klasifikasikan
berdasarkan skala usaha dan teknik memasarkan prduk .simak urian berikut.
1.
Berdasar Skala Besar
a. Ritel besar
Perdagangan ritel berskala besar menyediakan
satu jenis barang ataupun berbagai barang
kepada sejumlah besar pelanggan dlm satu toko besar .dalam kegiatan
usahanya ,peritel berskala besar menyediakan kenyamanan bagi pelanggan ,baik
berupa interior toko ,maupun keramahan pelayanan yang di berikan wiraniaganya .produk yang biasa di tawarkan oleh peritel berskala besar
,antara lain pakaian ,alat-alat elektronik ,dan juga produk-produk impor .
Ciri-ciri peritel besar ,antara lain:
a.
membeli produk langsung dari produsen dalam
jumlah besar ,sehingga menghindari
penggunaan perantara dalam pembelian produknya
b.
meyediakan
layanan kepada sejumlah besar
pelanggan, misalnya dengan memberikan layanan antar barang ke rumah pelanggan.
c.
ukuran tokonya lebih besar dari pada ritel
bersekala kecil,
d.
membutuhkan modal besar untuk memulai dan
menjalankan usahanya.
Contoh dari toko ritel bersekala
besar adalah specialty store, department
store,supermarket, discount house, hypermarket, general store dan chain store.
b. Ritel kecil
peritel bersekala kecil disebut dengan ritel tradisional. Ragam
produkyang ditawarkan biasanya tidak sebanyakyang ditawarkan peritel besar.
Misalnya untuk produk sabun mandi, jenis merek yang ditawarkan peritel kecil
mungkin tidak terlalu banyakbila dibandingkan dengan peritel besar. Usaha
ritelkecil dapatdibagi menjadi dua, yaitu usaha ritel kecil berpangkalan dan
tidak berpangkalan.
1. Usaha ritel berpangkalan
Usaha ritel berpangkalan ini ada yang
memiliki lokasi tetap, seperti warung atau kis,dan ada yang memiliki lokasi
tidak tetap , seperti pedagang kaki lima.lokasi warung atau kiosbiasanya
menjadi satu dengan tempat tinggal pemiliknya, dengan luasyang tidak terlalu
besar, sehingga pelanggan tidak bisa memilih secara langsung barang yang akan
dibeli . sedangkan pedagang kaki lima
memiliki kegiataan usaha yang tidak terorganisirdengan baik, tidak
memiliki surat ijin usaha, dan biasanya bergerombol di trotoar jalanan.
2. Usaha ritel tidak berpangkalan
Jenis usaha ritel ini tidak memiliki suatu
lokasi khusus dalam melakukan kegiatan usahanya ( berpindah-pindah). Jenis
usaha ritel ini menggunakan alat dalam kegiatan usahanya, seperti roda dorong,
sepeda, atau alat pikul. Produk yang ditawarkan biasanya berupa buah-buahan dan
sayar-mayur
2.
Berdasarkan teknik memasarkan produk
Sebagian besar usaha ritel dilakukan melalui toko (in-store retailing), namun perkembangan usaha ritel non-toko atau
ritel yang tidak dilakukan ditoko (non-store
retailing), tubuh lebih cepat dari pada toko ritel. Ritel non-toko berarti
penjualan barang atau jasa kepada konsumen/pelanggan melalui saluran selain
toko, seperti surat, telepon, atau internet.
a. In- store retailing
Dalam in-store
retailing, transaksi antara pembeli dan penjual dilakukan disuatu tempat
tertentu seperti toko atau warung. In-store
retailing terbagi ke dalam tiga
kategori, yaitu:
1). Specialty
merchandisers
Toko
ritel jenis ini terdiri atas:
·
Single-line stores, merupakan toko ritel yang menawarkan satu
lini produk barang dagangan, dengan
cukup banyak pilihan yang disajikan. Contohnya pada toko buku, tersedia 20
jenis buku yang membahas mengenai kewirausahaan.
·
Limited-line stores, merupakan toko
ritel yang menawarkan pilihan barang dagang yang lebih sempit dibandingkan
dengan single-line store. Toko roti merupakan contoh dari limited-line stores
pada kategori makanan.
·
Specialty shos, merupakan toko ritel yang menjual
barang-barang secara khusus dengan mengkonsentrasikan diri pada beberapa jenis barang dagangan
tertentu. Misalnya toys “ R” Us yang hanya menjual makanan anak-anak. Specialty
shops merupakan toko ritel yang lebih focus dan berhati-hati dalam menentukan
segmen pasar dan penyedia barang dagangan dengan target pasara pasar yang
sangat khusus.
2). General merchandiser
Toko ritel jenis ini terdiri
atas:
·
General stores, merupakan toko ritel yang menyediakan lini produk yang lebih luas
dan memiliki pilihan yang lebih luas dan memiliki pilihan yang lebih sedikit
dibandingkan dengan single-line stores. Generak stores merupakan toko non-departemen
yang menjual beragam barang kebutuhan pokok seperti gula, tepung, dan
obat-obatan. Kategori tersebut bisa bertahan didaerah-daerah pedesaan atau
kota-kota kecil dengan konsentrasi
penduduk yang terbatas dan lebih banyak membutuhkan pelayanan secara umum
,m dari pada pelayanan khusus yang bagi mereka kurang penting.
·
Variety stores , merupakan toko ritel yang
menyediakan banyak kategori barang dagangan , namun dengan pilihan yang
terbatas . misalnya pada kategori makanan kaleng, tersedia lengkap mulai dari
makanan kaleng daging buah-buahan dan sayur kaleng.
·
Departemen stores, merupakan toko yang besar
dan terbagi dalam beberapa bagian departemen dan menawarkan beragam produk.
Barang-barang yang biasa dijual di
departemen store antara lain pakain dan
perlengkapan rumah tangga , atau dengan kata lain produk sandang dan
perlengkapannya dengan peñata barang berdasarkan jenis kelamin dan /atau
tingkat usia konsumen . departemen store yang modern juga menyediakan jasa layanan tertentu seperti pembungkus kado.
Contoh dari jenis ritel ini adalah mataahari dan Ramayana department store,.
3). Mass merchandiser
Toko ritel jenis ini terdiri dari;
·
Supermarket (pasar swalayan), merupakan toko
ritel yang operasinya cukup besar, berbiaya rendah, memiliki margin/ pendapatan
rendah, volume penjualan tinggi, terkelompok berdasarkan lini produk,
menggunakan system swalayan (pelanggan mencari dan memilih sendiri produk yang
diinginkan), serta dirancang untuk memenuhi kebutuhan konsumen , seperti daging
, hasil produk olahan kering, makanan basah , maupun produk non-makanan,
saperti mainan ,majalah, dan sebagainya
.contoh supermarket antaralain hero dan superindo.
·
Superstores, merupakan toko ritel yang
menawarkan pilihan produk yang lebih
luas yang dibeli secara rutin seperti buku , mainan, barang – barang elektronik
, produk ,perbaikan rumah tangga, hewan peliharaan dan perlengkapan, dan
layanan jasa, seperti perbankan dan dry cleaning,
·
Combination stores, merupakan toko ritel
mengkombinasikan antara toko makanan dengan toko obat-obatan yang lebih besar
dari pada superstoresdengan ragam barang dagangan dan elayanan yang lebih.
·
Hypermarket, merupakan toko ritel yang dijalankan dengan mengkombinasikan model
discount store, supermarket, dan warehouse stor disuatu tempat.
·
Discount stores ( toko diskon), merupakan
toko ritel yang memiliki volume penjualan yang besar, system swalayan, adanya
departementalisasi, serta menjual beragam barang dagangan dengan mark up (
penambahan ) harga yang rendah untuk memperoleh perputaran barang yang tinggi.
·
Warehouse showroom, merupakandiscount
retailer yang menyediakan sejumlah
fasilitas tempat yang disediakan bagi bermacam-macam usaha dengan memfokuskan
pada volume penjualan yang tinggi dengan harga yang renda.
·
Catalog showroom, merupakan usaha ritel yang
menjual banyak pilihan produk bermerek dengan mark up/ penambahan harga yang tinggi dan memiliki perputaran
barang dagangan tinggi dengan harga diskon.
·
Warehouse clubs , merupakan usaha ritel
dengan volume perdagangan yang besar ( wholesale retail) melayani usaha kecil,
dengan para anggota dari lembaga pemerintah, organisasi nirlaba, dan beberapa
perusahaan besar dengan perputaran barang dagangan bermerek yang tinggi.
b. Non-store retailing
Penjualan ritel non-toko terbagi kedalam tiga
kategori, antara lain penjualan langsung, penjualan tidak langsung, dan
penjualan otomatis.
1). Penjualan langsung
Penjualan langsung terdiri dari hubungan
langsung dengan konsumen /pelanggan individual yang ditargetkan secara seksama
untuk meraih respon secara cepat, dan membangun hubungan pelanggan yang
langgeng. Penjualan yang dimaksud disini, tidak termasuk pada penjualan kepada
konsumen bisnis(business-to-busniess). Terdapat tiga jenis penjualan langsung
menurut sopiah dan syihabuddin (2008), yaitu :
·
Penjualan satu-satu (one to one selling),
dimana seorang wiraniaga mengunjungi dan mencoba menjual produk ke satu pembeli
potensial.
·
Penjualan satu ke banyak (one to
many(party)selling), dimana seorang wiraniaga dating kerumah seseorang yang
mengundang teman dan tetangganya ke pesta. Wiraniaga tersebut kemudian
mendemonstrasikan produk yang dibawa dan menerima pesanan .
·
Penjualan bertingkat (jaringan/multi level marketing).
Dalam jenis penjualan ini, perusahaan merekut para usahawan independen yang
bertindak sebagai distributor untuk produk mereka, yang kemudian akan merekrut
dan menjual produk tersebut ke subdistributor lainan.
·
2). Penjualan tidak langsung
Penjualan tidak langsung pada awalnya hanya
menggunakan surat dan catalog, namun seiring perkembangannya, penjualan tidak
langsung menggunakan media lain seperti telepon (telemarketing) , televise
(program home shopping), dan internet
3). Penjualan otomatis
Penjualan otomatis biasanya dilakukan dengan menggunakan nmesin penjual
otomatis (vending machine). Mesin penjual tersebut menjual produk secara
otomatis ,dan biasanya di tempat kan di
tempat tempat srategis dan ramai seperti bank, pasar, swalayan, hotel, bioskop,
kantor, halte bus. Produk yang di tawarkan contohnya seperti minuman ringan .
harga yang di tawarkan biasanya lebih
mahal jika dibandingkan dengan yang di tawarkan di toko.
Keuntungan
dari penggunaan mesin jual otomatis, antara lain:
a. -mudah pengoprasiannya,
b. -pelanggan mendapatkan kualitas produk yang sama dengan harga yang
tetap’
c. -tidak adanya resiko kecurangan yang di lakukan oleh penjual,
d. -menghemat waktu dan tenaga penjual,
e. -tidak memerukan iklan/promosi penjualan,
f. -tidak ada resiko gagal bayar bagi pembeli yang membeli secara kredit
karena pembelian di lakukan dengan
uang tunai,
Kelemahan dari penggunaan mesin penjual
otomatis antara lain:
a. -memerlukan modal awal yang tinggi,
b. -membutuhkan perbaikan dan perawatan mesin,
c. -kapasitas mesin terbatas,sehingga penjual harus memastikan barang
dagangan selalu terisi’
d. -uang koin yang di gunakan harus diambil secara periodic
Diferensiasi Usaha Ritel
Diferensiasi merupakan tindakan merancang
serangkaian perbedaan yang berarti untuk membedakan suatu perusahaan dari
pesaingan.dengan merubah ataupun menambah satu unsure pelayanan atau lebih,toko
ritel bisa membedakan dirinya dari pesaing.cara yang bisa digunakan peritel
untuk melakukan diferensiasi menurut sopiah dan syihabuddin (2008) adalah
sebagai berikut
1.
lokasi
Lokasi toko ritel yang meliputi:lingkup
daerah usaha, pengelompokkan social ekonomis pelanggan,jalan penghubung ,arus
lalu lintas,citra eksternalperlu diperhatikan agar dapat dibedakan dengan
pesaingan.
2.
Desain
Faktor desain dapat berupa desain pintu
masuk,termasuk juga interior ruangan toko seperti penerangan,ketimggian
langit-langit toko,serta pengaturan produk yang dijual.
3.
Bauran barang dagangan
Suatu toko harus mempromosikan kebijakan
produk yang konsisten dengan kebutuhan,antara lain variasi barang yang tersedia
(contohnya pada kategori minuman lengkap mulai dari air mineral,soda,dan lain
sebagainya),kedalam barang yang tersedia dalam kategori tertentu (contohnya
pada kategori minuman;terdapat 10 merek air
mineral),serta keunikan barang,harga,dan mutu barang.
4.
Kebijakan pelayanan
Tingkat keterlibatan staf dalam penjualan
berbeda bagi setiap toko.namun hal yang penting bagi peritel adalah
menyesuaikan struktur personalia dengan jenis pelayanan yang ingin di berikan
kepada pelanggan. Hal-hal yang harus
diperhatikan antara lain:
A.staf:jumlah personil yang di butuhkan untuk
melaksanakan rencana operasional organisasi,
b.gaya:bagaimana manajer dan karyawan
menghadapi pelanggan,
c.keterampilan:pengetahuan yang di perlukan
personil/staf dalam operasi perdagangan ritel.keterampilan bagian pembelian
sangat penting dalam usaha ritel yang bergantung pada mode/tren masyarakat. Ia
harus bisa mengenali kecendrungan yang sedang terjadi dalam masyarakat serta
bisa meningkatkan permintaan yang terjadi secara mendadak.selain itu,ia juga
dapat menurunkan tingkat persediaan barang dagangan pada saat pasar mulai menurun.
5.
Diferensiasi personalia
Peritel bisa memperoleh keunggulan bersaing
yang kuat dengan mempekerjakan dan melatih karyawan yang lebih baik dari pada
pesaing mereka
6.
Diferensiasi saluran
Peritel dapat juga memperoleh keunggulan
bersaing melalui cara mereka merancang saluran distribusi,terutamayang
menyangkut jangkauan,keahlian,dan kinerja saluran-saluran tersebut.
7.
Diferensiasi citra
Citra merupakan persepsi masyarakat terhadap
perusahaan atau produknya.citra dipergarui oleh banyak faktor di luar control perusahaan
sebab para pembeli mungkin memiliki tanggapan yang berbeda terhadap citra toko
atau merek.bedasarkan uraian di atas,dapat dibedakan bahwa pengklasifikasikan
di gunakan untuk mengelompokkan satu usaha ritel bedasarkan kategori
usahanya,sedangkan diferensiasi di gunakan untuk membedakan satu usaha ritel
dengan persaingan.
Aktivitas
Melakukan identifikasi usaha ritel dan
analisis klafikasi bentuk usaha ritel.kegiatan di lakukan secara berkelompok
dengan tiga orang anggota.kegiatan di lakukandi lingkungan tempat tinggal anda
yang terjangkau.waktu kegiatan identifikasi selama satu minggu dengan membuat
laporan yang rapi.
TRATEGI DIFERENSIASI
Strategi diferensiasi adalah produk yang
ditawarkannya berbeda dari satu atau lebih para pesaing, melalui
suatu cara atau banyak cara yang dapat dinilai oleh para pelanggan sehingga mempengaruhi pilihan
pelanggan. Strategi diferensiasi sering, tetapi tidak selalu,
dihubungkan dengan harga
yang lebih tinggi,
karena besarnya kenaikan membuat
harga kurang tepat pada konsumen. Selain berdasarkan pada keungulan biaya
rendah, keberhasilan strategi akan dibedakan dalam
banyak cara, diantaranya
dengan cara menaikkan
penampilannya, kualitas, prestise, ciri
utama, jaminan pelayanan, reliabilitas
atau keyakinan pada produk.
Maksud diferensiasi adalah
memudahkan penyediaan nilai yang cukup
kuat pada barang bagi pelanggan dan diharapkan para pelanggan menyadari bahwa
nilai itu ada, yang selanjutnya manfaat akhirnya harus
dapat mempengaruhi keputusan
pelanggan. Jika maksud diferensiasi ini dapat terlihat dengan
mudah dikenali dalam ukuran atau secara mudah dicocokkan atau dihitung oleh pelanggan, maka
suatu SCA yang effektive akan terjadi.
Untuk mengembangkan maksud diferensiasi perlu adanya pedoman dari sudut
pandang pelanggan. Bagaimana
penggunaan produk oleh pelanggan, harus dicermati secara mendalam untuk
mengerti komponen-komponen apa yang memenuhi harapan. Secara keseluruhan tujuan
diferensiasi meningkatkan pembelian,
kepuasan atau loyalitas pelanggan. Oleh karena itu analisa
pelanggan dan pesaing harus dapat memberikan makna perbedaan guna
meningkatkan nilai manfaat yang sesuai.
Akhirnya maksud diferensiasi yang
diusulkan harus diperiksa dengan menentukan reaksi
para pelanggan dan barangkali
dengan melakukan analisa ekonomi dan sudut pandang pelanggan.
Terdapat kesalahan umum yang
sering terjadi yaitu adanya anggapan
bahwa maksud diferensiasi yang
menambahkan nilai akan dapat begitu
saja dirasakan oleh para pelanggan.
Padahal bahaya yang sering dihadapi,
pelanggan-pelanggan tidak akan sadar
mengenai diferensiasi seperti realibiltas produk yang dinaikkan, karena
pelanggan tidak mungkin mengevaluasi produk
tersebut. Pelanggan biasanya hanya akan melihat adanya tanda-tanda
perubahan yang dapat menjadi jaminan. Maka tugas kemudian adalah mengatur tanda-tanda tersebut
mempunyai hubungan dengan kontek lainnya
secara mudah, seperti misalnya kesadaran akan nama barang yang mungkin tidak
dikenal para pelanggan, karena nama
dapat memiliki nilai. Kebutuhan kemudian adalah memanfaatkan proses pembuatan
keputusan pelanggan dan mengetahui bagaimana peran dari nama-nama tersebut.
STRATEGI DIVERSIFIKASI
Peng-anekaragaman atau
diversifikasi adalah seni memasuki
pasar melalui pasar dan
produk yang berbeda dari apa yang sekarang telah
dilakukan perusahaan. Pada bab sebelumnya
dibahas dua bentuk strategi pertumbuhan
, yaitu ekspansi produk dan
pasar, dimana biasanya untuk masuk ke
pasar melalui pasar-produk
baru. Hal ini selanjutnya merupakan diversifikasi.
Diversifikasi dapat juga melibatkan dua hal yaitu produk baru
dan pasar baru. Strategi
diversivikasi dapat
diterapkan dengan melakukan akuisisi
atau merger, atau dengan
memulai suatu bidang bisnis baru. Sebuah
perusahaan tembakau membeli
sebuah perusahaan makanan, sebuah
perusahaan coke membuka bisnis
anggur, sebuah perusahaan kimia menyediakan kolam renang atau sebuah
perusahaan aerospace memulai
pembuatan onderdil.
Diversivikasi dapat dikelompokkan kedalam
diver-sivikasi yang berhubungan
dan yang tidak ada hubungan. Suatu
penggolongan yang berhubungan adalah dalam
bisnis yang beraneka yang menyediakan daya untuk membangkitkan upaya ekonomi atau synergis
yang berdasar pada ketrampi-lan atau sumber daya. Dalam diversivikasi yang
berhubun-gan , hasil kombinasi bisnis
mampu untuk mencapai pen-ingkatan ROI.
Hal ini disebabkan adanya
peningkatan penghasillan(revenue), menurunkan biaya, atau penurunan investasi, yang dapat diwujudkan
dalam berbagai rangkai-an atribut produk.
KEGIATAN BELAJAR 3
MENJELASKAN DISTRIBUSI DALAM BISNIS RITEL
A.
Distribusi Usaha Ritel
1.Pengertian Distribusi Dan Saluran Disrtibusi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia,distribusi
berarti penyaluran (pembagian,pengiriman) kepada beberapa orang atau beberapa
ke beberapa tempat.sedangkan dristributor berate orang atau badan yang bertugas
mendistribusikan barang (dagangan);penyaluran.setelah barang selesai di buat
oleh produsen,tentu perlu adanya distribusi agar barang tersebut sampai ke
tangan pelangan atau konsumen.produk yang telah siap di pasarkan tersebut di
kirim (biasanya juga sekaligus di jual) ke distributor,yang kemudian
distributor tersebut menjualnya kepada paritel atau konsumen atau pelangan
Untuk menempatkan suatu barang atau jasa pada
tempat yang tepat dan dengan kualitas serta jumlah yang tepat,harga yang tepat
dan waktu yang tepat pula,di butuhkan saluran distribusi yang tepat pula.bila
perusahan salah dalam memilih saluran distribusi,dapat menggangu kelancaran
arus barang dari produsen/perusahan ke tangan konsumen atau pelanggan.oleh
karena itu,pemilihan saluran distribusi yang tepat akan bermanfaat dalam
mencapai sasaran penjualan yang di harapkan.
Hanya sedikit produsen yang menjual barang
mereka secara langsung ke tangan pelanggan,kebanyakan produsen mengunakan
perantara untuk membawa produk mereka ke pasar.beberapa pengertian saluran
distribusi menurut beberapa ahli antara lain:
a.menurut kotler,saluran distribusi merupakan
sekelompok organisasi saling tergantung dan membantu membuat produk atau jasa tersedia
untuk di gunakan/di konsumsi oleh konsumen atau penguna bisnis
b.menurut meyer, saluran distribusi adalah
jalur yang berbeda-beda di mana barang bergerak mengalir dari produsen ke konsumen.
c.menurut alex s. nitisimeto ,saluran
distribusi adalah lembaga-lembaga distributoratau lembaga-lembaga penyalur yang
mempunyai kegiatan untuk menyalurkan barang-barang atau jasa-jasa dari produsen
ke konsumen.
Dari definisi-definisi tersebut dapat di
ketahui adanya beberapa unsur penting dari saluran distribusi, yaitu:
1)saluran distribusi merupakan jalur yang di
pakai oleh produsen untuk memindahkan produk mereka melalui suatu lembaga yang
mereka pilih.
2)saluran distribusi mengalihkan kepemilikan
produk baik secara langsung maupun tidak langsung dan dari produsen kepada
konsumen
3)saluran distribusi bertujuan untuk mencapai
pasar tertentu,jadi pasar merupakan tujuan akhir dari kegiatan saluran
4)saluran distribusi merupakan suatu kesatuan
dan melaksanakan system kegiatan (fungsi)yang lengkap dalam menyalurkan produk.
Saluran distribusi pada dasarnya merupakan
pelantara yang menyembatani antara produsen dan konsumen.dalam pemilihan
saluran distribusi yang akan di gunakan,perusahaan perlu mempertimbangkan
beberapa faktor yang di sesuaikan dengan sifat atau karateristik dari produk
yang akan di pasarkan,cara pembayaran,besarnya biaya,dan juga faktor jumlah
penjualan produk.
2.Jenis saluran distribusi
Produsen dapat menyalurkan produknya dengan
cara yang berbeda,yaitu produsen menjual langsung ke pelanggan/konsumen
(saluran distribusi langsung);atau dengan menggunakan perantara (saluran
distribusi tidak langsung)
Pada saluran distribusi
langsung,produsen menjual secara
langsung produknya kepada konsumen/pelanggan,tanpa menggunakan perantara.jenis
saluran distribusi ini di sebut juga dengan saluran pemasaran langsung.pada
saluran pemasaran langsung, produsn biasa mengawai seluruh pekerjaan
pemasaran.salah satu perusahaan yang menggunakan jenis saluran pemasaraan
langsung adalah perusahaan komputer Dell.
Saluran distribusi tidak langsung merupakan
saluran pemasaran tidak langsung yang memiliki satu atau beberapa
perantara.perantara tersebut antara lain distributor,pedagang grosir,dan
peritel.perpindahan barng dari produsen ke gudang perantara di sebut juga
dengan distribusi primer,sedangkan perpindahan barang dari gudang perantara ke
toko pelanggan di sebut juga dengan distribusi sekunder.
Pada saluran distribusi tidak langsung,
perantara biosa membantu produsen dalam mempromosikan produk.dari sudut padang
produsen,semakin banyak jumlah perantara,berarti semakin sedikit kendali dan
semakin besar kompleksitas saluran.
B.
Faktor-Faktor Yang Perlu Di Pertimbangkan Dalam Memilih Saluran
Distribusi
Pemilihan saluran distribusi yang efektif
akan mampu mendorong peningkatan penjualan yang di harapkan,sehingga
kelangsungan hidup perusahan dapat terjamin.faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam memilih saluran distribusi,antara lain sebagai berikut.
1.pertimbangan pasar (market consideration)
Keadaan pasar merupakan faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam memilih saluran distribusi produk yang akan
dipasarkan.keadaan pasar meliputi jumlah pelanggan,pola pembelian
pelanggan,kebiasaan berbelanja,dan reaksi pelanggan terhadap berbagai metode
penjualan.
2.pertimbangan barang (product consideration)
Karakteristik produk mempengarui pemilihan
saluran disatribusi di lihat dari tingkat standaritas,tuntutan layanan,dan
harga per unit.selain itu,beberapa faktor ang harus dipertimbangkan dari segi
barang,antara lain sebagai berikut.
a.nilai unit
jika nilai unit dari barang yang di jual
relatife rendah,maka produsen cenderung untuk menggunakan saluran distribusi
yang panjang.tetapi sebaliknya,jika nilai unitnya relatife tinggi,maka saluran
distribusinya pendek atau langsung.
b.besar dan berat barang
pengusaha harus mempertimbangkan biaya angkut
dalam hubungnya dengan nilai barang secara keseluruhan,di mana besar dan berat
barang sangat menentukan.jika biaya angkut terlalu besar dibandingkan dengan
nilai barangnya,sehingga terdapat beban yang berat bagi perusahaan,maka
sebagaian beban tersebut dapat dialihkan kepada perantara.jadi,perantara dapat
menaggung sebagaian dari ongkos angkut.
c.mudah rusaknya barang
jika barang yang di jual mudah rusak,maka
produsen tidak perlu menggunakan perantara.jika ingin menggunakan
perantara,maka harus di pilih perantara yang memlikii fasilitas penyimpang yang
cukup baik.
d.sifa teknis
beberapa jenis produk,seperti pada produk
jasa,biasanya di salurkan secara langsung kepada konsumenya.produsen/penjualan
harus dapat memberikan pelayanan,baik sebelum,maupun sesudah penjualan.
Pekerjaan ini jarang sekali bahkan tidak pernah di lakukan oleh pedagang
besar/grosir.
e.barang jadi dan pesanan
jika barang yang di jula berupa barang
jadi,maka simpan sejumlah
f.
luasnya lini produk
jika produsen hanya membuat satu macam barang saja , maka lebih baik
menggunakan pedagang besar sebagai distributor.
3. pertimbangan perusahaan ( company
consideration)
Dari segi perusahaan , faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan adalah
sebagai berikut.
a. Sumber pembelanjaan
Penggunaan saluran distribusi langsung
biasanya memerlukan jumlah dana yang lebih besar. Oleh karena itu, saluran
distribusi pendek kebanyakan hanya dilalukan oleh perusahaan yang memiliki
kondisi keuangan cukup kuat. Perusahan yang kurang kuat kondisi keuangannya
akan cenderung menggunakan saluran distribusi yang lebih panjang.
b. Pengalaman dan kemampuan manajemen
Biasanya produsen yang menjual barang baru,
ataupun ingin memulai usaha baru , lebih suka menggunakan perantara . Hal ini
disebabkan karena umumnya perantara sudah mempuyai pengalaman , sehingga
prosedun dapat menggambil pelajaran dari mereka.
c. Pengawasan pengalaman
Faktor pengawasan saluran kadang-kadang
menjadi pusat perhatian produsen dalam kebijakan saluran distribusinya .
Pengawasan akan lebih mudah dilakukan jika saluran distribusinya pendek , walaupun biaya yang
harus dikeluarkan lebih tinggi.
d. Pelayanan yang diberikan oleh
penjual
Jika produsen ingin memberikan pelayanan yang
lebih baik, seperti membangun ruang pamer (showroom), mencarikan pembeli untuk
perantara , maka akan banyak perantara yang bersedia menjadi distributornya.
4. pertimbangan perantara(middle
consideration)
Dari karakteristik perantara , faktor yang mempengaruhi pemilihan
saluran distribusi dapat dilihat dari beberapa faktor , antara lain sebagai
berikut.
a. Pelayanan yang diberikan oleh perantara
Jika perantara ingin memberikan pelayanan
yang baik , seperti menyediakan fasilitas penyimpanan, maka produsen akan
bersedia menggunakannya sebagai distributor.
b. Kegunaan perantara
Perantara akan digunakan sebagai distributor
apabila ia dapat membawa produk produsen dalam persaingan,dan selalu mempunyai
inisiatif untuk memberikan usul mengenai produk baru.
c. Sikap perantara terhadap kebijakan produsen
Jika perantara bersedia menerima risiko yang dibebankan oleh
produsen,misalnya resiko turun harga,maka produsen akan memilihnya sebagi
distributor.hal ini dapat meringankan tanggung jawab produsen dalam menghadapi
berbagai macam resiko.
d. Volume pejual
Dalam hal ini produsen cenderung memilih
perantara yang dapat menjual barangnya dalam volume yang besar untuk jangka
waktu yang cukup lama.
e. Biaya
Jika biaya yang diperlukan dalam penyaluran barang
dapat lebih ringan dengan menggunakan perantara,maka hal ini akan dilakukan
C.
Jenis-jenis perantara
Setelah menentukan saluran distribusi yang akan dipakai,produsen perlu
menentukan jumlah perantara yang ditempatkan.adapun jenis perantara adalah
sebagai berikut.
1. Pedagang besar/distributor/agen tunggal
Distributor adalah pedagang yang membeli atau
mendapatkan produk barang dagangan dari tangan pertama atau produsen secara
langsung.pedagang besar biasanya diberikan hak wewenang wilayah/daera tertentu
dari produsen.contoh dari agen tunggal adalah seperti ATPM atau singkatan dari
Agen Tunggal Pemegang Merek untuk produk mobil.
2. Pedagang menengah /agen/grosir
Agen adalah pedagang yang membeli atau
mendapat barang dagangannya dari distributor atau agen tunggal,yamng biasanya
akan diberi daera kekuasaan penjualan/pedagang tertentu yang lebih kecil dari
daera keuasaan distributor.Contohnya seperti pedagang grosi beras di pasar induk kramat jati.
3. Pedagang eceran/ritel (pengecer/peritel)
Peritel adalah pedagang yang menjual barang
yang dijualnya langsung ke tangan pemakai akhir atau konsumen dengan jumlah
satuan atau eceran/ritel.contoh pedagang ritel adalah alfamart dan indomart.
4. Impotir/pengipor
Impotir adalah perusahaan yang berfungsi
menyalurkan barang dari luar negri ke negara asalnya.Contoh impor jeruk lukam
dari cina ke Indonesia.
5. Eksportir/pengekspor
Eksportir adalah perusahaan yang berfungsi
menyalurkan barang dari suatu Negara ke Negara lain.contoh ekspor produk
kerajinan ukiran dan pasir laut ke luar negeri.
D.
Strategi Distribusi Eceran/Ritel
Untuk mendapat keuntungan yang lebih besar,produsen membutuhkan strategi
distribusi yang tepat untuk menyalurkan baramng atau jasa dagangannya ke tangan
konsumen.Ada tiga strategi dalam distribusi ,yaitu sebagai berikut.
1.
Strategi distribusi intensif
Distribusi intensif adalah strategi
distribusi yang menempatkan produk daganganya pada banyak peritel serta
distributor di berbagai tempat.teknik ini cicik digunakan untuk produk atau
barang kebutuhan pokok seharai-hari yang memiliki permintaan dan tingkat
konsumsi yang tinggi.contoh seperti siskat gigi,deterjen,Koran,majalah,dan air
mineral.
2.
Strategi distribusi selektif
Strategi selektif adalah strategi distribusi
yang menyalurkan produk barang atau jasa pada daera pemasaran tertentu dengan
memilih beberapa distributor atau peritel saja pada suatu daera.contoh barang
yang didistribusikan menggunakan saluran distreibusi selektif adalah produk
elektronik dan produk kendaraan bermotor.
3.
Strategi distribusi eksklusif
Distribusi eksklusif adalah strategi
distribusi dengan memberikan hak distribusi suatu produk pada satu atau dua
distributor atau peritel saja pada suatu area tertentu. Barang atau jasa yang
ditawarkan pada jenis distribusi eksklusif adalah barang-barang dengan kualitas
dan harga yang tinggi dengan jumlah konsumen yang terbatas. Contoh barang yang
didistribusikan dengan menggunakan saluran
distribusi eksklusif adalah mobil mewah dan pakaian wanita dengan merek
tertentu.
KEGIATAN BELAJAR 4
MELAKUKAN RISET PEMASARAN DALAM BISNIS RITEL
A.
Sistem Informasi Pemasaran
1.Menilai Kebutuhan Informasi Pemasaran
Informasi merupakan bahan dasar pengambilan
keputusan dalam kegiatan pemasaran. Informasi bagi usaha ritel dikelola dengan
mudah, sederhana dan informal, sehingga usaha ritel sering tidak memiliki unit
kerja yang mengelola informasi dalam
proses pengumpulan bahan baku, pengolahan maupun proses distribusi. Semakin
besar dan rumit perusahaan, ditambah denagan meningkatnya persaingan dan
perubahan lingkungan, kebutuhan akan system informasi yang lebih formal dan
sistematis akan semakin meningkat.
Informasi adalah data yang sudah diolah
menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna, yaitu berupa pengetahuan atau
keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam pengambilan keputusan, baik masa
sekarang atau yang akan datang. Pelaku\pemasar ritel membutuhkan informasi
untuk membantu mereka dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.
a. Siapa yang merupakan kelompok pelanggan sasran untuk usaha ini?
b. Dimanakah sebaiknya lokasi usaha ritel?
c. Oada jam berapa\kapan toko atau
tempat usaha lain beroprasi?
d. Apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan penjualan berbagi produk
barang dan jasa?
e. Berapakah harga yang harus ditetapkan pada tiap produk?
f. Kapan dan dimana produk atau jasa baru sebaiknya ditawarkan?
g. Layanan seperti apakah yang diharapkan pelanggan?
Informasi yang digunakan untuk mengambil
keputusan pemasaran, hendaknya tidak dibuat secara kebetulan berdasarkan
perasaan atau intuisi. Untuk memperoleh informasi yang berguna, hal pertama
yang dilakukan adalah mengumpulkan data,kemudian mengolahnya sesuai kebutuhan
sehingga menjadi informasi,selanjutnya menyajikan hasilnya kepada si pembuat
keputusan pemasaran. Informasi yang dihasilkan dari data-data tersebut lebih
terarah karena data-data tersebut telah diolah
(dikumpulkan,dipilah,dianalisis,dan dievaluasi) sesuai dengan kebutuhan.
Sistem informasi pemasaran terdiri dari orang, peralatan, dan
prosedur untuk mengumpulkan,memilah,menganalisis,mengevluasi,dan
mendistribusikan informas yang di perlukan dengan segera dan akurat kepada si
pembuat keputusan pemasaran.sistem informasi pemasaran dapat di peroleh dari:
a.
Data internal
informasi utama yang di perolehkan dalam
system informasi pemasaran adalah informasi dari data internal perusahaan yang
meliputi data penjualan,persediaan,pesanaan,utang,piutang,dan sebagainya,atau
dengan kata lain,data internal di peroleh dari data dalam jaringan perusahaan.
Data internal biasanya dapat di akses lebih
cepat dan murah dari pada sumber informasi lain,sehingga informasi terbaru
dapat di peroleh setiap di perlukan.
b.
Intelejen pemasaran
menurut kotler (2006),intelejen pemasaraan
merupakan kumupulan dan analisis systematis dari informasi yang tersedia secara
umum mengenai pesaing dan perkembangan di pasar.sistem intelejen pemasaran
dapat didefinisikan sebagai prosedur dan sumber yang di gunakan perusahaan
untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan dalam lingkungan
pemasaraan.sumber informasi yang dapat di dapatkan meliputi:
1) tenaga
penjualan
2) perantara
(distributor)
3) informasi
pemasok di luar perusahaan
4) pusat
informasi pemasaraan
c. Riset pemasaraan
di samping informasi internal maupun
eksternal (intelejen pemasaraan),perusahaan juga melakukan kegiatan khusus
dalam menghadapi masalah maupun peluang yang
dihadapinya.riset pemasaraan merupakan desain,kumpulan analisis dan
laporan sistematis tentang data yang berhubungan dengan situasi pemasaraan
tertentu yang di hadapi sebuah organisasi.perusahaan dapat melakukan
survey,pengujian pasar atau produk,peramalan penjualan,menguji efektivitas
periklanan dengan suatu penelitian pemasaraan.
Menurut Kolter (2008), riset pemasaran
terdiri dari empat proses, yaitu mendefinisikan masalah dan tujuan riset,
mengembangkan rencana riset, mengimplementasikan rencana riset, serta
menerjemahkan dan melaporkan hasil tujuan riset.
1) Mendefiniskan masalah dan tujuan riset
Mendefiniskan masalahn dan tujuan riset
sering menjadi tahap tersulit dalam proses riset. Manajer merupakan oran yang
paling memahami keputusan tentang informasi mana yang diperlukan, periset
adalah orang yang paling memahami riset pemasaran dan cara memperoleh
informasi. Manajer dan periset harus sepakat dalam menetapkan masalah dan
tujuan dilakukannya riset. Setelah masalah didefinisikan dengan cermat,
selanjutnya adalah menetapkan tujuan riset. Pernyataan masalah dan tujuan riset
akan memandu keseluruhan riset. Manajer dan periset harus menulis pernyataan
tersebut untuk memastikan bahwa mereka menyepakati tujuan dan hasil yang
diharapkan dari riset tersebut.
2) Mengembangkan rencana riset
Setelah masalah dan tujuan riset
didenifisikan, periset harus menentukan informas tepat yang diperlukan,
mengembankan rencana untuk mengumpulkan informasi, dan mempresentasikan rencana
kepada pihak manajemen. Rencana riset memuat segala hal yang diperlukan dalam
pelaksanaan riset.
3) Mengimplementasikan rencna riset
Selanjutnya periset menerapkan rencana riset pemasaran ke dalam tindakan
nyata. Penerapan rencana riset meliputi kegiatan mengumpulkan, memproses,
dan menganalisis informasi. Fase pengumpulan data riset biasanya merupakan fase
termahal dan paling sering terjadi kesalahan. Periset harus cermat mengamati
dan memastikan bahwa rencana itu di implementasikan dengan benar. Periset juga
harus memproses dan menganalisis data
yang tekumpul untuk mengisolasi informasi dan penemuan penting.
4) Menerjemahkan dan melaporkan penemuan
Sekarang periset harus menerjemahkan penemuan dan menarik kesimpulan
serta melaporkan penemuan tersebut kepada menejemen. Data yang disajikan
haruslah apa adanya, tidak dilebih-lebihkan apalagi dikurangi untuk
menyenangkan hati menejer. Periset harus menampilkan penemuan penting yang
berguna dalam keputusan besar yang dihadapi menejemen. Interprestssi tidak
hanya menjadi tanggung jawab periset, manajer juga harus memahami tentang
masalah dan keputusan yang harus dibuat dari data hasil riset. Riset terbaik
tidak ada artinya jika manajer menrima secara mentah-mentah kesalahan
interprestasi dari periset. Diskusi antara periset dan menejer akan menunjukan
interprestasi yang baik. Dengan adanya sumber-sumber informasi, maka para
peritel ataupun pelaku bisnis lainya akan mengetahui bahwa informasi itu sangat
penting untuk bvahan masukan bagi pengambilan suatu keputusan dalam bisnis.
Usaha kecil, termasuk juga para peritel dengan berskala kecil, dan organisasi
nirlaba sering beranggapan bahwa riset untuk mendapatkan informasi pemasaran
hanya dapat dilakukan oleh para ahli di perusahaan besar dengan anggaran riset
yang besar. Namun, banyak teknik riset pemasaran yang dapat digunakan yang
tidak terlalu formal,dan sedikit atau bahkan tanpa biaya. Misalnya dengan
meneliti lingkungan sekitar mereka, bagaimana perilaku berbelanja pelanggan,
produk apa saja yang sering dibeli,dan lain sebagainya.
2.
informasi Pengembangan Usaha Ritel
Usaha
ritel di Indonesia saat ini tumbuh sangat pesat seiring dengan bergesernya gaya
hidup tradisional ke modern. Oleh karenanya peluang ini dimanfaatkan oleh
peritel yang mempunyai modal besar dan dengan kemampuan manajemen title
menejemen ritel modern yang baik melalui jaringan maupun secara individual,
serta bberkemampuan mencari modal asing seperti jaringan minimarket maupun
hypermarket asing yang sudah ada di Indonesia saat ini .
Agar
berhasil dalam pasr ritel yang kompetitif,pelaku ritel harus dapat menawarkan
produk yang tepat, dengan harga, waktu dan tempat yang tepat pula. Oleh Karena
itu, pemahaman terhadap pelaku ritel terhadap karakteristik target pasar atau
konsumen yang akan dilayani merupakan hal yang sangat penting.
Peluang
pemsaran menurut Ma’ruf pada Sopiah dan Syihabudhin (2008) adalah peluang bagi
peritel untuk meningkatkan penjualan sekaligus laba dengan cara –cara yang
secara umum memuaskan konsumen.
Pendekatan
yang bisa dilakukan adalah dengan mengunakan analisis SWOT (strenght,weakness, Opportunity,threats) yaitu mengevaluasi kelebihan dan
kekurangan serta peluang dari ancaman yang di hadapi dalam penjalankan usaha.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk melakukan riset pemasaran dalam kegiatan
ritel, terutama dalam hal perilaku konsumen adalah sebagai berikut:
a.
Menganasis kebutuhan konsumen
Sebuah perusahaan tidak bisa melayani seluruh konsumen yang ada dipasar.
Setiap konsumen memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda serta cara
pemenuhan yang berbeda pula. Misalnya toko buku memiliki sasaran konsumen yang
memerlukan informasi, atau rumah sakit yang memiliki target konsumen yang
memerlukan layanan kesehatan. Kegiatan pengelompokan konsumen menurut
karakteristik tertentu untuk tujuan kegiatan pemasaran disebut juga dengan segmenting/segmentasi. Segmentasi pasar
membuat penjualan produk menjadi lebih efektif. Kesalahan dalam penentuan pasar
sasaran akan memengaruhi tercapainya tujuan perusahaan.
Segmentasi bila dilakukan dengan
mengelompokan konsumen berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan, ataupun
geografis (tempat tinggal konsumen). Misalnya toko kosmetik menjual alat-alat
kecantikan dan kosmetik untuk wanita.
b.
Mengidentikasi Kebutuhan Konsumen
Dalam melakukan pelayanan terhadap pelangan ,hal pertama yaqng harus
dilakukan adalah mendengarkan dan memahami kebutuhan pelanggan. Berikut
cara-cara yang efektif dalam mengidentifikasi kebutuhan pelanggan:
1) Mendengarkan dengan baik dan bersungguh-sungguh tutur kata para
pelanggan. Ketika pelanggan sedang berbicara,perhatikan dan dengarkan dengan
seksama.
2)
Mencatat dengan cermat dan tepat setiap
kebutuhan yang diperlukan pelanggan. Semua kebutuhan pelanggan hendaknya
dicatat dalam nota penjualan agar tidak lupa.
3)
Berusaha memahami semua kebutuhan pelanggan.
4)
Menjelaskan/mengulang kembali kebutuhan
pelanggan. Sebutkan kembali satu persatu apa saja produk yang di pesan
pelanggan!!
5)
Berusaha mewujutkan dan memenuhi kebutuhan
pelanggan secepatnya.
B.
Memilih Produk dan Jasa
Tingkat kepuasan
pelanggan selalu terkait dan tergantung dengan mutu suatu produk yang
dihasilkan oleh produsen. Satu produk
dikatakan dikatakan bermutu bila produk tersebut memenuhi kebutuhan
pengguna/pelangganya. Pengertian produk
menurut Cox (2000), yaitu segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar yang
bisa memenuhi kebutuhan atau keinginan konsumen. Produk mencakup lebih dari sekedar
barang-barang yang berwujud, tetapi bisa juga tidak berwujud, atau lebih
dikenal juga dengan jasa. Jasa adalah
semua kegiatan atau manfaat yang dapat ditawarkan suatu pihak kepada pihak
lain, yang pada dasarnya tak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan
sesuatu, seperti jasa layanan salon kecantikan, jasa reparasi mobil, jasa
angkutan umum dan jasa layanan antar barang. Peritel akan menawarkan produk
yang paling memuaskan kebutuhan pelanggan.
Produk dan jasa
dibagi menjadi 2 kelompok besar berdasarkan tipe konsumen yang menggunakanya,
yaitu produk industri dan dan produk konsumen. Produk industri adalah produk
yang dibeli oleh konsumen untuk diproses lagi atau unyuk kepentingan dalam
industri. Sedangkan produk konsumen adalah adlah produk yang dibeli oleh
konsumen akhir untuk konsumsi pribadi.
Jenis produk konsumen meliputi:
1.
Produk kebutuhan sehari-hari (convenience
product), merupakan produk yang biasanya sering dan segera dibeli
pelanggan/konsumen. Dalam membeli produk
ini, pelanggan biasanya membandingkan suatu merek dengan merek laindan jumlah
barang yang dibeli tidak terlalu banyak. Contohnya sabun, permen, dan koran.
2.
Produk belanja (shopping product). Dalam
membeli jenis produk ini, pelanggan akan membandingkan kecocokan, kualitas,
harga dan gaya dari suatu produk. Produk belanja lebih jarang dibeli
dibandingkan dengan produk sehari-hari. Contohnya pakaian, mobil bekas,
peralatan rumah tangga, jasa hotel, dan tiket maskapai penerbangan.
3.
Produk khusus (specialty product), merupakan
produk yang memiliki karakteristik unik dimana hanya sekelompok pembeli
tertentu yang bersedia melakukan usaha pembelian khusus. Contoh produk khusus adalah mobil mewah,
pakaian rancangan desainer terkenal, dan jasa ahli hukum.
4.
Produk yang tidak dicari ((unsought product),
merupakan produk yang tidak dikenal atau mungkin dikenal konsumen/pelanggan,
tetapi biasanya konsumen tidak pernah berpikir untuk membelinya. Contohnya
adalah jasa asuransi jiwa, jasa perencanaan pemakaman, dan ensiklopedia.
C.
Pendanaan Usaha Ritel
Setiap perusahaan dalam menjalankan aktifitas
atau operasinya sehari-hari selalu membutuhkan modal kerja (working capital).
Modal kerja inidigunakan untuk membayar gaji karyawan, membeli bahan baku,
melakukan kegiatan promosi, dan pengeluaran-pengeluaran lainya untuk membiayai
operasi usaha.
Ada dua sumber modal yang bisa diperoleh
pelaku usaha, yaitu sumber intern dan ekstren.
1. Modal Intern
Modal intern adalah modal atau dana yang dibentuk atau dihasilkan
sendiri di dalam perusahaan, contohnya
laba ditahan dan penyusutan (depresiasi).
a. Laba ditahan
laba ditahan
merupakan laba bersih yang disimpan untuk akumulasi dalam suatu bisnis setelah
deviden dibayarkan.
b. Depresiasi
Depresiasi
merupakan alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa
manfaat yang diestimasi.
2. Modal Ekstern
Modal ekstern adalh modal atau dana yang berasal dari luar perusahaan.
Modal ekstern dapat diperoleh dengan meminjam kepada lembaga keuangan (misalnya
kredit bank), atau melalui kerja sama dengan perusahaan lain.
a.
Kredit
Kata kredit berasal
dari bahasa yunani “credere” yang berarti kepercayaan. Secara luas, kredit
adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pemberian atau mengadaklan suatu
pinjaman, dengan suatu janji pembayaranyaakan dilakukan pada jangka waktu yang
disepakati (Eric L. Kohler, 1964). Melalui mpemberian kredit,diharapkan dapat
mendapatkan pendapatan pelaku bisnis. Beberapa criteria yang harus dimiliki
peminjam kredit(debitur) untuk bisa mendapatkan kredit dikenal dengan istilah
the five Cs of credit atau 5c, yamg terdiri dari:
-
Character (kepribadian atau watak)
Sifat atau karakter
calon debitur (peminjam) ikut mempengaruhi apakah ia layak/dapat dipercaya
untuk menerima kredit atau tidak. Risiko yang diperkirakan bankdan faktor
karakter adalah risiko moral, yaitu karena moral debitur. Misalnya debitur
tidak dapat membayar atau mengangsur tepat waktunya.
-
Capability (kemampuan dan kesanggupan)
Kemampuan yang
dimaksud adalah kemampuan riildebitur yang dapat terlihat dari kemampuan
manajerial yang menunjukan kemampuan mengelola usah sehingga dapat berkembang
dan kemampuan untuk membayar kembali kredit. Untuk dapat meyakinkan pihak
kreditur (pemberi kredit), calon debitur harus mampu menunjukan adanya dokumen
yang menggambarkan hasil studi kelayakan bagi uasha yang akan didirikan.
-
Capital (modal atau kekayaan)
Penilaian terhadap
debitur atas besarnya kemampuan modal dan kekayaan usaha. Calon debitur harus
membuktikan bahwa usaha yang akan didirikan mempunyai prospek yang cerah.
-
Condition (kondisi)
penilaian terhadap
kondisi ekonomi nasabah. Dalam hal ini
calon debitur harus menunjukan bahwa ia bersungguh –sungguh dalam mengajukan
kredit, bukan sekedar main-main atau ikut-ikutan tetapi memang telah melalui
perhitungan masak-masak.
-
Collateral (jaminan)
Collateral
merupakan usaha untuk mengamankan kredit.Calon debitur dapat memberikan jaminan
yang berupa barang bergerak maupun tidak bergerak,seperti tanah,rumah,polis
asuransi,dan surat berharga.
1) Klasifikasi kredit
Keberatan kredit
menurut Muchdarsyah Sinungan(1991) dapat digolongkan menurut beberapa
klasifikasi,antara lain:
a) Menurut jangka waktunya
Menurut jangka
waktunya kredit dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis,antara lain:
i)
Kredit jangka pendek(short-term loan),yaitu
kredit yang jangka waktu pengembaliannya kurang dari satu tahun
ii)
Kredit jangka menengah (medium-tern
loan),yaitu kredit yang jangka waktu
pengembaliannya satu sampai dengan tiga tahun.Biasanya kredit ini untuk
menambah modal kerja,misalnya untuk membiayai pengadaan bahan baku>
iii)
Kredit jangka panjang (long-term loan),yaitu
kredit investasi untuk membiayai suatu proyek dan peluasan usaha>
b) Menurut jaminannya
Menurut jaminanya
kredit dapat dibedakan menjadi:
i)
Kredit dengan jaminan (secured loan),yaitu
kredit yang disertai penyerahan barang jaminan oleh debitur.jenis barang
tersebut sangat tergantung pada jenis kredit yang diberikan,misalnya kredit
untuk pembelian mobil atau motor,jaminannya BPKB mobil atau motor tersebut.
ii)
Kredit tanpa jaminan(unsecured loan),yaitu
kredit yang tidak disertai penyerahan barang jaminan dari nasabah.
c) Menurut tujuannya
Menurut tujuannya
kredit dapat dibedakan menjadi:
i)
Kredit komersial (commercial loan),yaitu
kredit yang diberikan untuk memperlancar kegiatan usaha debitur dibidang
perdagangan.kredit komersial meliputi kedit untuk usaha pertokoan,kredit
ekspor,dll
ii)
Kredit komsumtif(consumer loan),yaitu kredit
yang diberikan untuk memenuhi kebutuhna debitur yang bersifat konsumsi.misalnya
untuk membeli property (rumah),mobl atau motor,barang elektronik,dan berbagai
barang konsumsi lainnya.
iii)
Kredit produktif9produktive loan),yaitu
kredit yang diberikan dalam rangka membiayai kebutuhan modal kerja untuk
pembelian bahan baku,pembayaran upah,biaya pengepakan,biaya pemasaran,biaya
distribusi,dll.
d) Menurut penggunaannya
Menurut
penggunaanya kredit dapat digolongkan menjadi:
i)
Kredit modal kerja, yaitu kredit yang
diberikan untuk menambah modal kerja debitur. Kredit ini meliputi modal kerja
untuk tujuan komersial, industri, kontraktor bangunan,dll.
ii)
Kredit investasi, yaitu kredit yang diberikan
untuk melakukan investasi melalui pembelian barang-barang modal.
2) Fungsi kredit
Fungsi transaksi
kredit dalam kehidupan perekonomian menurut Muchdarsyah Sinungan (1991) adalah
sebagai berikut:
a) Kredit dapat meningkatkan kegunan dari uang.
Lembaga keuangan
akan menyalurkan uang atau modal yang di simpan oleh pemilik uang atau modal
tersebut kepada sector-sektor usaha yang produktuif. Simpanan uang atau modal
tersebut akan meningkat karena dijadikan modal untuk melaksanakan suatu usaha
atau proyek tertentu.
b) Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.
Peredaran uang akan
lebih berkembang karena kredit menciptakan mobilitas usaha.
c) Kredit dapat menciptakan kegairahan usaha.
Dengan adanya
kredit, pihak debitur akan bekerja semaksimal mungkin agar dihasilkan
keuntungan sehinggan dapat melunasi kredit tersebut.
d) Kredit sebagai salah satu alat pengendali stabilitas moneter.
Kebijakan kredit
bisa digunakan untuk menekan laju inflasi, yaitu dengan menyalurkan kredit
hanya pada sektor-sektor usaha yang produktif dan sector prioritas yang secara
langsung berpengaruh pada hajat hidup masyarakat.
e) Kredit sebagai sarana peningkatan pendapatan nasional
Dengan banyaknya
pengusaha yang mendapatkan fasilitas kredit, diharapkan tidak meningkatkan
pendapatan mereka dan diharapkan akan dapat berimbas pada peningkatan
pendapatan nasional.
3) Macam-macam kredit
Macam –macam kedit
yang dapat diberikan kepada pengusaha kecil, antara lain sebagai berikut:
a) Kredit Investasi Kecil (KIK)
Kredit Investasi
Kecil (KIK) adalah krdit jangkamenengah atau
jangka panjang yang diberikan kepada wirausaha atau pengusaha pribumi
golongan ekonomi lemah guna membiayai barang modal untuk keperluan rehabilitas
perusahaan,modernisasi perusahaan,perluasan usaha dan objek baru. KIK hanya
diberikan kepada:
v pengusaha kecil, pengusaha pribumi,atau yang digolongkan perusahaan Pribumi
v kalangan profesi pribumi,seperti dokter,pengacara dan lain lain
yang
memiliki izin usaha/praktik. KIK ini disebut juga KIK provesi.
b) Kedit Modal Kerja Permanen (KMKP)
KMKP adalah kredit
yang diberikan kepada wirausahawan atau pengusaha pribum golongan ekonomi lemah
yang membiayai barang modal untuk keperluan modal kerja. Contohnya: untuk bahan
baku, bahan pembantu,upah atau gaji
sebagainya.
c) Kredit Kekayaan
Kredit kekayaan
merupakan kredit yang diberikan kepada pengusahapribumi golongan ekonomi lemah
berdasarkan penilaian atas keberhasilan usaha, dapat bermafaat bagi masyarakat
dan sesuia kebijakan pemerintah.
Koperasi yang telah memiliki unit usaha yang mampu melaksanakan pekerjaan
pemborongan/pembelian, juga termasuk pihak yang meminjam kredit kelayanan.
Bank-bank yang
dapat memberikan kredit (KIK,KMKP,dan kredit kelayakan) adalah bank umum
pemerintah,bank pembangunan Indonesia, bank umum swasta yang telah mendapatkan
persetujuan bank Indonesia dan bank pembangunan daerah.
4) Pengajuan Kredit
Persaratan umum
pengajuan kredit adalah sebagai berikut:
a) Pemohon adalah seorang pengusaha kecil atau pengusaha pribumi, memiliki
atau sedang mengajukan izin usaha, memiliki jaminan yang dapat dipertanggung
jawabkan, memiliki bukti pembayaran pajk, dan akta pendirian usaha.
b) Kredit yang diajukan benar-benar digunakan untuk kegiatan/usaha
produktif.
c) Mengajukan permohonan tertulis, dilengkapi dengan syarat-syarat diatas.
5) Prosedur Kredit
Untuk mendapatkan
kredit, calin debitur harus melalui beberapa prosedur , antara lainsebagai berikut:
a) Pengajuan permohonan kredit
Permohonan kredit
hendaknya diajukan kepada kantor cabang bank pelaksanaan. Dalam hal ini
permohonan kredit harus mengetahui bahwa tidak semua bank menyalurkan kredit untuk semua sektor usaha.
Tiap bank melayani sektor-sektor usaha tertentu. Informasi tentang jenis (nama)
bank yang sesaui dengan usaha yang dilakukan dapat diperoleh melalui kanor
dinas koperasi, perdagangan, perindustrian atau salah satu bank pemerintah.
b) Melengkapi dokumen
Adapun dokumen yang
perlu disiapkan adalah:
§ akta pendirian usaha
§ izin usaha (SIUP)
§ tanda dafatar perusahaan (TDP)
§ fotokopi KTP pemohon kredit
§ laporan keuangan permohonan kredit
§ fotokopi rekening (kalau ada)
§ dokumen jaminan yang diajukan (fotokopi/asli)
NPWP (nomor pokok wajib pajak)
SITU (surat izin tempat usaha)
AMDAL (analisis mengenai dampak lingkungan)
b.
Melaksanakan pola kemitraan
Dalam memperoleh
modal selain mengajukan kredit ke lembaga keuangan, pelaku bisnis juga bisa
bekerja sama dengan pihak lain . selain dapat menambah modal pelaksanaan
kemitraan juga dapat memperluas usaha. Bentuk bentuk kerja sama tersebut antara
lain:
1] general
partnership, dimana semua anggota ikut aktif mengelola usaha dan setiap anggota
memiiki tanggung jawab yang sama terhadap perkembangan usaha
2] limited
partnership, dimana tidak semua anggota aktif dalam mengelola usaha dan
tanggung jawab setiap anggota tidak sama
besar.
Untuk menjalin
usaha kerja sama diperlikan adanya kesepakatan antara kedua belah pihak,
kesepakatan tersebut di tuangkan dalam bentuk persetujuan yang dibuat didepan,
pada umumnya hal hal yang termuat dalam persetujuan adalah sebagai berikut:
a. Nama nama pihak
b. Jumlah penyertaan modal
c. Masa berlakinya persetujuan
d. Pembagian keuntungan dan kerugian
e. Prosedur penambahan patner
f. Prosedur penambahan patner
g. Prosedur pemberhentianpatner
h. Penambahan karyawan
i.
Tanggung jawab dan wewenang
KEGIATAN BELAJAR 5
USAHA
WARALABA
(FRANCHISE)(PENGAYAAN)
A.Waralaba (franchise
1. Pengertian waralaba
Dalam memulai sebuah usaha ritel, tidak harus
selalu secara individu, tetapi bisa dengan menggunakan system yang sudah
ada,salah satunya dengan menggunakan system waralaba. Dengan menggunakan system
ini, peritel tidak perlu memikirkan usaha ritel apa yang akan di
jalankan.peritel hanya perlu membeli hak waralaba,dan usaha ritel pun bisa
dengan segera dilaksanakan. Waralaba atau franchise berasal dari bahasa prancis
yang berarti kejuruan atau kebebasan yang berarti hak-hak untuk menjual suatu
produk atau jasa maupun layanan.waralaba diperkenalkan pertama kali pada tahun
1850-an oleh Isaac singer,pembuat mesin jahit singer,ketika ingin meningkatkan
distribusi penjualun mesin jahitnya. Walaupun usahanya tersebut gagal,namun dialah
yang pertama kali memperkenalkan format bisnis warabala ini di Amerika
Serikat. Di Indonesia, sistem warabala
mulai dikenal pada tahun 1950-an,yaitu dengan munculnya dealer kendaraan bermotor melalui pembelian lisensi.
Perkembangan selanjutnya dimulai pada tahun 1970-an,yaitu dengan dimulainya
system pembelian lisensi plus,yatu pemberi waralaba (franchisor ) tidak sekedar
menjadi penyalur, namun juga memiliki hak untuk memproduksi produknya.
Waralaba pada hakikatnya adalah sebuah konsep
pemasaran dalam rangka memperluas jaringan usaha secara cepat. Dengan demikian,
waralaba bukan lah sebuah alternatif melinkan salah satu cara yang sama
kuatnya, sama strateginya dangan cara konvensional dalam mengembangkan usaha.
Bahkan system waralaba dianggap memiliki banyak kelebihan terutama menyangkut
pendanaan, SDA dan nemejemen,kecuali kesediaan pemilik merek untuk berbagi
dengan pihak lain. Waralaba juga dikenal sebagai jalur distribusi yang sangat
efektif untuk mendekatkan produk kepada konsumennya melalui tanga-tangan
pembeli hak waralaba (franchisee).
Menurut Asosiasi Franchisee Indonesia yang dimaksud dengan waralaba
ialah suatu system pendistribusian barang atau jasa kepda pelanggan akhir,
dimana pemilik merek, nama, system,
prosedur dan cara cara yang telah di tetapkan sebelumnya dalam jangka
waktu tertentu dan meliputi era tertentu.
Menurut peraturan pemerintah Nomor 42 Tahun
2007 mengenai Waralaba,yang dimaksud dengan Waralalaba ialah hak khusus yang
dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap system bisnis dengan
cirri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasayang telah
terbukti berhasil dan dapat di manfaatkan /atau digunakan oleh pihak lain
berdasarkan perjanjian waralaba.
Berdasarkan pengertian tersebut, pihak-pihak yang terdapat dalam
waralaba adalah:
a) Pemberi waralaba (pewaralaba/franchisor), yaitu perseorangan atau badan
usaha yang memberikan hak untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan waralaba yang
dimilikinya jepada penerima waralaba.
b) Penerima waralaba(terwaralaba/franchisee), yaitu perseorangan atau badan
usaha yang diberikan hak oleh pemberi waralaba untuk memanfaatkan dan/atau
menggunakan waralaba yang dimiliki pemberi waralaba.
2.
Kelebihan dan kekurangan system waralaba
Seperti halnya
system usaha lainnya, waralaba memiliki kelebihan dan kekurangan.
a. Kelebihan waralaba
Kelebihan dari
system ini yaitu menawarkan keuntungan untuk memulai suatu bisnis baru dengan
cepat berdasarkan pada suatu merek dagang yang telah terbukti usahanya, tidak
sama seperti dengan membangun suatu merek dan usaha baru dari awal mula.
Kelebihan system ini tidak hanya dirasakan oleh pemberi waralaba dan penerima waralaba, tetapi juga oleh
pelanggan.
1.
Keuntungan bagi pewaralaba :
1) adanya kemudahan dalam
pengembangan usaha, yaitu modal investasi dan orang yang berdedikasi kepada
perusahaan dalam menjalankan usaha disuatu tempat yang baru.
2) Mendapatkan pendapatan tambahan dari penjualan hak waralaba dak royalty.
3) Secara cepat membangun citra perusahaan yang akan menggerakkan pelanggan
ke semua lokasi yang diwaralabakan.
2.
Keuntungan bagi terwaralaba:
1) Membuka suatu usaha baru tanpa adanya biaya kesalahan dengan meniru
secara sah, cara dan pengalaman dari pewaralaba.
2) Selalu mendapatkan barang dan atau jasa terbaru dari pewaralaba karena
penelitian dan pengembangan yang terus menerus.
3) Mendapatkan konsumen baru di daerah sendiri karena pengalaman dari
konsumen yang didapat dari terwaralaba
lain atau pewaralaba.
4) Menjadi bagian dari sebuah organisasi besar dangan tujuan dan keinginan
yang sama.
5) Secara langsung mendapat keuntungan dari promosi pewaralaba dan atau terwaralaba lain,khususnya dalam hal
identitas perusahaan.
3.
Keuntungan bagi pelanggan:
1) Kenyamanan membeli melalui organisasi besar dan sudah terpercaya.
2) Kualitas barang dan atau jasa yang diterima sama mutunya.
3) Selalu mendapatkan barang dan atau jasa yang terbaru.
4) Sudah ditemui di lokasi-lokasi yang strateis.
5) Selalu mendapatkan pelayanan yang sama dari karyawan-karyawan yang
terlatih.
6) Selalu mendapatkan barang dan atau jasa yng sama mutunya.
b. Kekurangan waralaba.
Dalam segala keputusan usaha, tentu memiliki
kekurangan. Berikut kekurangan dari system
Warlaba
System waralaba tidak memberikan kebebasan
penuh kepad tewaralaba karena ia terikat Perjanjian dan harus mengikuti sistim
dan metode yang telah dibuat oleh pewaralaba
System waralaba bukanlah suatu jaminan akan
keberhasilan. Menggunakan merk terkenal Tentu akan sukses bila tidak di imbangi
dengan kecermatan dan kehati hatian
penerima waralaba dalam memmilih usahadan mempunyai komitmen dan harus
bekerja keras serta tekun.
Terwaralaba harus bisa bekerja sama dan
berkomunikasi dengan baik dalam hubungannya dengan pewaralaba
Tidak semua janji pewaralaba diterima oleh
terwaralaba.
Masih adanya ketidaksamaan dalam suatu
waralaba,karena pewaralaba dapat memutuskan atau tidak memperbaharui
perjanjian.
3. jenis jenis
waralaba
Usaha waralaba di Indonesia tidak hanya jenis
usaha makanan saja,tetapi juga pendidikan,
Agen perjalanan,kesehatan dan jasa lain
nya.Usaha waralaba bisa menjadi sebagai berikut.
a)
Menurut produk yang ditawarkan
1.
Wiralaba produk yaitu dimana produk yang ditawarkan berupa
barang,seperti makanan.Usaha waralaba yang berupa produk antara lain seperti
Bakmi Raos, Mc Donald dan kebab baba rafi.
2.
waralaba jasa, merupakan usaha waralaba di mana produk
yang di tawarkan berupa
Layanan jasa,seperti pendidikan (bimbingan belajar primagama,dan khusus
bahasa Inggris Eglish
First) , ataupun ataupun jasa sewa video
seperti Video EZY dan jasa agen
Perjalanan Arie Tour.
3.
Waralaba gabungan,yaitu dimana produk yang ditawarkan berupa gabungan
antara
Barang dan jasa.
b)
Menurut asalnya
1) waralaba luar negeri
Jenis waralaba ini cenderung lebih disukai karena system nya lebih
jelas,merek sudah Diterima di berbagai
dunia,dan dirasakan lebih bergengsi.
2) waralaba dalam negeri
Jenis waralaba ini
juga menjadi salah satu pilihan investasi untuk orang-orang yang
Ingin cepat
menjadi pengusaha tetapi tidak memiliki pengetahuan cukupmengenai
Piranti awal dan
kelanjutan usaha ini yan disediakan oleh pemilik waralaba.
Contoh: usaha waralaba yang berasal dari dalam negeri anatara lain
seperti Tela Krezz, Ayam Goreng Dobbi,
dan restoran cepat saji Toni Jacks.
Menurut International Franchise Association (IFA) yang berkedudukan di Washington DC,
Ada empat jenis waralaba yang biasa di gunakan di Amerika Serikat yaitu:
a.
product franchise
produsen menggunakan produk waralaba untuk mengatur bagai mana cara
pedagang ritel
menjual produk yang di hasilkan oleh produsen.Produsen memberikan hak
kepada pemilik toko untuk
mendistribusikan barang-barang milik pabrik dan mengijinkan pemilik toko untuk
menggunakan nama dan merek dagang pabrik. Pemilik toko harus membayar biaya
atau membeli persediaan minimum sebagai timbale balik dari hak-hak
ini.contohnya , toko ban yang menjual produk dari pewaralaba,menggunakan nama
dagang ,serta metode pemasaran yang di tetapkan oleh pewaralaba.
b.
Manufacturing franchise
Jenis waralaba memberikan hak
pada suatu badan usaha untuk membuat suatu produk dan menjualnya pada
masyarakat,dengan menggunakan merek dagang dan merek pewaralaba.jenis waralaba
ini sering kali di temukan dalam industri makanan dan minuman
c.
Business opportunity ventures
Bentuk ini secara khusus
mengaharuskan pemilik bisnis untuk membeli dan mendistribusikan
Produk-produkdari suatu perusahaan tertentu.perusahaan harus menyediakan
pelanggan atau Rekening bagi pemilik
bisnis , dan sebagai timbal baliknya pemilik bisnis harus membayarkan Suatu biaya atau prestasi sebagai kompensasi
nya.
Contoh nya,pengusaha
mesin-mesin penjualan otomatis atau distributorship.
d.
Business format franching
Ini merupakan bentuk
waralaba yang paling popular di dalam pelaksanaan nya.
Melalui pendekatan ini,
perusahaan menyadiakan suatu metode yang telah terbukti untuk
Mengoprasikan bisnis bagi
pemilik bisnis dengan menggunakan nama dan merek dagang dari
perusahaan.umumnya perusahaan menyediakan sejumlah bantuan tertentu bagi
pemilik bisnis membayar sejumlah biaya atau royalti. Kadang-kadang perusahaan
juga mengharuskan pemilik bisnis untuk membeli persediaan dari perusahaan.
4.
Ciri-ciri usaha waralaba
waralaba sebagai suatu system usaha memiliki cirri-ciri sebagai sebagai
berikut:
1) Memiliki ciri khas usaha
2) Terbukti sudah memberikan
keuntungan.
3) Memiliki standar atas pelayanan dan barang dan atau jasa yang ditawarkan
yang dibuat.
4) Mudah diajarkan dan dilakukan.
5) Adanya dukungan yang berkesinambungan dan,
6) Memiliki hak kekayaan intelektual yang telah di daftar.
5. Tahap-tahap memulai
usaha waralaba
Memulai usaha waralaba, berarti membili hak ijin usaha waralaba untuk
dijankan. Ada dua biaya/ ongkos yang yimbul dalam menjalankan usaha waralaba,
antara lain sebagaqi brikut:
a) Ongkos awal. Dimulai dari Rp 10 juta hingga Rp 1 miliar. Biaya ini
meliputi pengeluaran yang dikeluarkan oleh pemilik/penerima waralaba untuk
membuat tempat usaha sesuai dengan spesifikasi pemberi waralaba dan ongkos
penggunaan HAKI.
b) Ongkos royalti. Dibayarkan penerima waralaba setiap bulan dari laba
operasional. Besarnya biaya royalty berkisar dari 5%-15% dari penghasilan
kotor. Ongkos royalty yang layak adalah 10%. Royalty yang lebih dari 10%
biasanya adalah biasanya yang dikeluarkan untuk pemasaran yang perlu
dipertanggung jawabkan.
Sebelum membeli suatu perijina/hak usaha waralaba, hal yang pertama
harus diperhatikan adalah menentukan bidang usaha waralaba dan pastikan bahwa
bidang usaha waralaba tersebut sesuai. Setelah menentukan jenis bidang usaha
yang sesuai, periksalah profil usaha waralaba tersebut (prospektur penawaran),
apakah waralaba tersebut menguntungkan sedang mamiliki masalah
hukum. Prospektur penawaran usaha waralaba paling sedikit antara lain:
a) Data indentitas pemberi waralaba
b) Usaha pemberi waralaba
c) Sejarah kegiatan usahanya
d) Badan organisasi pemberi waralaba
e) Laporan keuangan selama dua tahun
terakhir
f) Tempat usaha
g) Daftar penerima waralaba
h) Hak dan kuwajiban pemberi waralaba dan penerima waralaba
6. Kewajiban dan Hak
dalam Waralaba
Sebelum membuat perjanjian usaha waralaba, pemberi waralaba wajib
mendaftarkan prospektur (profil perusahaan) penawaran waralaba. Tiap pihak dalam perjanjian
waralaba memiliki hak sebagai berekut:
a)
Kewajiban pewaralaba
1) Melukukan riset dan perencanaan dalam pemasaran produk.
2) Membuat produk-produk yang khusus /unik.
3) Membuat system keuangan dan jaringan .
4) Membuat standar kriteria kompetensi pegawai/pekerja, termasuk
diantaranya memberikan pelatihan pegawai.
5) Membuat standar kriteria system operasi dan prosedur pelaksanaan usaha.
b)
Kuwajiban terwaralaba
1) Melakukan pelaksanaan usaha pemasaran.
2) Melaksanakan system keuangan yang telah ditetapkan.
3) Merekrut dan melaksanakan manajemen SDM.
4) Menerapkan system dan prosedur usaha.
c)
Hak pewaralaba
1) Mendapatkan keuntungan dari usaha waralaba sesuai masa kontak.
2) Mendapatkan bagi hasil atas keuntungan uasha waralaba. Apabila perolehan
omzet penjualan melewati batas tertentu , maka di bagikan sesuai presentase
yang telah ditetapkan sesuai kontrak perjanjian.
d)
Hak terwaralaba
1) Mendapatkan keuntungan dari usaha waralaba.
2) Mendapatkan keuntungan apabila omzet melebihi standar yang telah
ditetpkan.
Pewaralaba asing harus lah bekerja sama dengan pengusaha kecil dan
menengah didaerah setempat sebagai terwaralaba atau pemasok barang dan atau
jasa sepanjang memenuhi ketentuan persyaratan
yang ditetapkan oleh pewaralaba. Hal ini dilakukan sebagiai upaya dalam
perlindungan terhadap pengusaha kecil dan menengah di Indonesia.
B. POLA KEMITRAAN dalam WARALABA.
Dalam
melakukan kerja sama waralaba, haruslah dibuat perjanjian yang memuat klausul
waralaba tersebut, yang paling sedikit terdiri dari:
a) Nama dan alamat para pihak.
b) Jenis hak kekayaan intelektual.
c) Kegiatan usaha .
d) Hak dan kewajiban para pihak.
e) Bantuan, fasilitas,bimbingan operasional, pelatihan,dan pemasaran yang
diberikan pemberi waralaba kepada penerima waralaba.
f) Wilayah usaha.
g) Jangka waktu perjanjian.
h) Tata cara pembayaran imbalan.
i)
Kepemilikan, perubahan kepemilikan, dan hak
ahli waris.
j)
Penyelesaian sengketa.
k) Tata cara perpanjangan, pengakhiran, dan pemutusan perjanjian.
Atas
perjanjian waralaba yang telah dibuat tersebut, maka para pihak (pewaralaba dan
terwaralaba) memiliki kewajiban untuk mendaftarkan perjanjian waralabanya
beserta keterangan tertulis kepada Departemen Perindustrian dan Perdagangan,
atau dikantor Wilayah Departemen perindustrian dan perdagangan setempat yang
kemudian mengisi daftar isian secara cuma-cuma untuk mendapatkan Surat Tanda Pendaftaran
Usaha Waralaba/STUPWU.
Di
Indanesia, terdapat beberapa asosiasi waralaba, antara lain APWINDO (Asosiasi Pengusaha Waralaba Indonesia),
WALI (Waralaba and license Indonesia),
dan AFI (Asosiasi franchise Indonesia).
Selain itu terdapat pula beberapa konsultan waralaba di Indonesia antara lain
seperti IFBM, The Bridge, Hans Consulting,FT Conuslting, Ben Warg Consulting,
JSI, dan lain-lain.
PENGERTIAN SALURAN
DISTRIBUSI ( dari sumber lain )
Seteleh barang selesai di buat dan siap untuk di pasarkan, tahap
berikutnya dalam proses pemasaran adalah menentukan metode dan rute yang akan
di pakai untuk menyalurkan barang tersebut ke pasar. Hal ini mnyangkut masalah
penentuan setrategi penyaluran, termasuk pemilihan saluran distribusi,
penanganan secara fisik, dan distribusi fisik
Saluran distribusi, kadang-kadang juga di sebut saluran perdagangan
dapat didefinisikan secara sederhana sbb:
Saluran distribusi untuk suatu barang adalah saluran yang di gunakan
oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke
konsumen atau pemakai industri.
Adapun lembaga-lembaga yang ikut ambil bagian dalam penyaluran barang
adalah:
Ø Produsen
Ø Perantara (pedagang dan agen)
Ø Konsumen akhir atau pemakai industri
Saluran distibusi ini merupakan suatu struktur yang menggambarkan
alternatif saluran yang di pilih, dan menggambarkan situasi pemasaran yang
berbeda oleh berbagai macam perusahaan atau lembaga usaha (seperti produsen,
pedagang besar dan pengecer ). Hal ini dapat di pertimbangkan sebagai fungsi
yang harusdi lakukan untuk memasarkan barang secara efektif. Sering pula
terjadi persaingan di antara sistem distribusi dari podusen yang berbeda.
Apabila tujuan perusahaan adalah maksimasi laba, pemilihan saluran
pemasaran harus di dasarkan pada estimasi tingkat penghaslan yang dapat menutup
investasi kapitalnya. Jadi, keputusan tentang investasi perlu juga di
pertimbangkan dalam pemilihan saluran.
Dalam sistem distribusinya, produsen sering menggunakan perantara
sebagai penyalurnya. Perantara ( middleman) ini merupakan kegiatan usaha yang
berdiri sendiri, berada di antara produsen dan konsumen akhir atau pemakai
industri. Mereka memberikan pelayanan dalam hubungannya dengan pembelian dan/
atau penjualan barang dari produsen ke konsumen. Penghasilan yang mereka terima
juga secara langsung berasal dari transaksi tersebut.
Sebuah metode umum untuk menggolongkan perantara adalah dengan dasar
barang yang di perdagangkannya. Dalam hal ini perantara di golomgkan ke dalam
dua golongan, yaitu: (1) perantara pedagang , dan (2) perantara agen.
PERANTARA PEDAGANG
Pada dasarnya, perantara pedagang ( merchant middleman ) ini bertanggung
jawab terhadap pemilikan semua barang yang di pasarkannya. Dalam hubungannya
dengan pemindahan milik, kegiatan perantara ini berbeda dengan lembaga-lembaga
lain seperti bank, perusahaan asuransi, dan perusahaan angkutan sebab
lembaga-lembaga tersebut walaupun ikut membantu proses pemasaran tetapi tidak
aktif terlibat dalam perjanjian pembelian dan penjualan. Ada dua kelompok yang
termasuk dalam perantara pedagang, yaitu :
Ø Pedagang besar (wholesaler)
Ø Pengecer (retailer)
Tidak menutup kemungkinan bahwa produsen juga dapat bertindak sekaligus
sebagai pedagang karena selain membuat barang juga memperdagangkannya.
PERANTARA AGEN
Perantar agen ( agent middleman) ini tidak mempunyai hak milik atas
semua barang barang yang mereka tangani. Mereka dapat di golongkan ke dalam dua
golongan, yaiti :
Ø Agen penunjang
Ø Agen pelengkap
Agen penunjang, secara aktif ikut dalam pemindahan barang-barang dari
produsen ke konsumen, seperti : agen pengangkutan, makelar, dsb. Sedangkan agen
pelengkap tidak secara aktif ikut dalam pemindahan barang-barang tetapi mereka
ikut memberikan bantuan serta memperlancar pemindahan tersebut, misalnya :
perusahaan asuransi, bank,dsb.
PENGERTIAN DISTRIBUSI FISIK
Setelah saluran distribusi di tetapkan, produsen dapat mengalihkan
perhatiannya pada masalah distribusi fisik dari barang yang di hasilkan melalui
saluran tersebut. Istilah distribusi fisik (physical distribution) dipakai
untuk menggambarkan luasnya kegiatan pemindahan suatu barang ke tempat tertentu
pada saat tertentu.
Distribusi fisik ini merupakan salah satu masalah yang penting dalam
pemasaran. Seperti halnya pada mobil, tidak akan dapat jalan tanpa menggunakan
bahan bakar. Dalam hal ini, lokasi pemasaran juga penting, misalnya lokasi
toko, gudang atau tempat persediaan.penyaluran suatu barang ke tempat tertentu
pada saat yang tepat dapat di lakukan untuk memaksimumkankesempatan pada volume
penjualan yang menguntungkan.
Secara luas, kegiatan-kegiatan yang ada dalam distribusi fisik ini
meliputi penanganan arus barang secara fisik dalam pengembangannya, serta
operasi sistem aliran yang efisien. Bagi produsen kegiatan distribusi fisik ini
tidak hanya meliputi pemindahan barang jadi dari akhir proses produsen sampai
kekonsumen akhir, tetapi juga menyangkut arus bahan baku dari suatu sumber
sampai pada akhir proses produksi.
Secara terperinci,kegiatan-kegiatan yang ada dalam distribusi fisik
dapat di pakai ke dalam lima macam, yaitu :
Ø Penentuan lokasi persediaan dan sistem penyimpanannya
Ø Penentuan sistem penanganan barang
Ø Penggunaan sistem pengawasan persediaan
Ø Penetapan prosedur untuk memproses pesanan
Ø Pemilihan metode pengangkutan.
Tanggung jawab menejemen pada masing-masing kegiatan sering dibagi-bagi
kedalam beberapa bagian atau unit yang kadang-kadang bertentengan satu dengan
lainnya. Misalnya : bagian produksi menentukan skedul produksi untuk jangka
panjang agar di peroleh ongkos minimum, tetapi masalah tersebut kemungkinan akan
mengakibatkan ongkos persediaan yang tinggi.
Untuk menyelesaikan semua masalah yang ada dapatlah dipakai
teknik-teknik statistik dan matematik, seperti operation research. Teknik
tersebut sangat membantu dalam penyelesaian masalah-masalah seperti :
Ø Penentuan jumlah gudang
Ø Penentuan lokasi gudang
Ø Persediaan yang optimum
Ø Rute pengangkutan
Ø Metode pengangkutan, dsb.
MACAM – MACAM SALURAN DISTRIBUSI
Saluran distribusi untuk barang konsumsi sbb:
1. Produsen – konsumen ( saluran
langsung )
2. Produsen – pengecer – konsumen ( Saluran semi langsung )
3. Produsen – pedagang besar -pengecer – konsumen ( penjualan dlm jumlah
besar )
4. Produsen – Agen --pengecer – konsumen
5. Produsen – Agen -- pedagang besar -pengecer – konsumen
NB : Agen tidak memiliki
barang hanya sebagai perantara / penghubung saja
Pedagang merupakan
perantara & memiliki barang untuk dijual / diperdagangkan
Saluran distribusi untuk barang Industri sbb:
1. Produsen - pemakai Industri
2. Produsen – distributor Industri - pemakai Industri
3. Produsen – Agen - pemakai
Industri
4. Produsen – Agen -Distributor Industri - pemakai Industri
PERANAN SALURAN DISTRIBUSI
Pada umumnya alasan
penggunaan saluran distribuasi adalah untuk meningkatkan efisiensi distribusi produk perusahaan . Sedangkan
peranan saluran distribusi adalah sebagai berikut :
·
Mengurangi tugas produsen dalam kegiatan distribusi
·
Membantu dalam penyediakaan informasi
·
Membantu dalam promosi
·
Membantu dalam mencari segmen pasar
·
Memperlancar bisnis
·
Membantu dalam bidang keuangan
·
Membantu dalam bidang pemasaran
Unsur – unsur Saluran Distribusi
1.
Agen
2.
Pedagang
3.
Jumlah perantara
Macam – macam Penyalur :
1.
Penyalur Intensif ( Sebanyak mungkin Penyalur
)
2.
Penyalur Selektif (Penyalur yang terbatas )
3.
Penyalur Ekslusif ( Dibeikan pada lembaga
yang merupakan “Sole Representative “ produsen
Faktor – faktor pemilihan saluran distribusi
Faktor yang perlu diperhatikan oleh seorang produsen dalam memilih
saluran disteribusi :
·
Pasar ( Para konsumen , Kebiasaan pembelian )
·
Perantara ( Kegunaan perantara )
·
Barang ( Mudah rusaknya barang )
·
Perusahaan ( Pengawasan saluran )
Srategi penyaluran fisik meliputi usaha untuk menyerahkan produk pada konsumen tepat pada saat yang dibutuhkan dengan beaya yang ekonomis.
Menentukan
banyaknya penjua
1.
Intensif distribution ( Sebanyak mungkin
penjual )
2.
Selektif distribution (penjual yang terbatas
)
3.
Ekslusif distribution ( hanya Satu penjual
yang mewakili produsen )
Praktik
perhitungan tenaga penjual
Perusahaan kecap ABC , telah meramalkan bahwa penjualan produk untuk
massa yang akan datang sejumlah Rp
4.000.000 dan produktivitas penjualan per penjual ( salesmen ) adalah Rp
200.000 , Sedangkan tingkat perputaran tenaga
penjualan 20 % pertahun .
Dari data tersebut dapat dihitung jumlah tenaga penjual yang
dibutuhkan dengan rumus
V
= Penjualan
S = Produktivitas penjualan
Y = Prosentase Perputaran tenaga
penjual
Jadi : Tenaga
penjual yang dibutuhkan perusahaan adalah
= 20 x 1,20 = 24 Orang
Daftar Pustaka;
2.
Membuka Usaha Eceran / Ritel SMK
Rozaniwati dan Tata Purwata Penerbit Erlangga
3.
Azas - azas Marketing Edisi 3 Drs Basu Swastha . DH.MBA